Jump to ratings and reviews
Rate this book

The Coffee Shop Chronicles

Rate this book
The Coffee Shop Chronicles dimulai dari sepucuk surat pendek dari seorang pengagum kepada Tuan Arsitek yang ditulis oleh @firah_39. Surat yang membuat sebuah flashfict balasan dikarang untuk menanggapi surat tersebut oleh @adit_adit. Selanjutnya, beberapa penulis lain, @_raraa, @WangiMS, dan @hildabika ikut bergabung menulis flashfict berantai yang menyertakan latar sama dan interaksi dengan tokoh-tokoh yang sebelumnya ada.Kemudian, ketika judul tersebut dihanyutkan ke linimasa, banyak teman lain yang bergabung. Pada akhirnya, 33 cerita singkat dari 22 penulis muda pun terkumpul. Keajaiban sudut pandang. Ya, ada ribuan sudut pandang dan cerita untuk mengisahkan sebuah coffee shop. Satu mata terlalu sempit untuk melihat dunia. Buka mata dan temukan kekayaan cerita di sana.Selamat menikmati!About this really enjoyed every part of the story in The Coffe Shop Chronicles. The fact that the coffe shop is in Jogja and the owner was Indian woman… very unique, and I love it a lot! Isabella Fawzi, Reporter dan Presenter Global TV @BellaFawziSuper WOW! Ini buku pertama yang membuat saya iri kenapa sebelumnya saya tidak pernah terpikir untuk membuatnya. Haha! Must read. I guarantee.Lala Purwono ~ Author of Girl Talk, Curhat Kelana, The Blings of My Life, and A Million Dollar Question (duet with Ryu Deka)The Coffee Shop Chronicles itu KEREN!! 21 penulis dan benang merahnya dapet banget. Saya seperti tersedot masuk dalam cerita tersebut dan penasaran dengan kisah selanjutnya.Nurul Aria, Fisioterapis – Blogger@rulachubbyBersiaplah mengalami guncangan bathin ketika membaca flashfict ini. Ada saja kisah yang akan membuat Anda tertawa, cemberut, bahkan merasa tersindir.Doni Yusri, Ph.D Student of University of Goettingen, Germany

197 pages, Paperback

First published March 1, 2012

5 people are currently reading
131 people want to read

About the author

Aditia Yudis

16 books20 followers
Kunjungi Aditia di:

Facebook: adhiet07@yahoo.com

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
27 (17%)
4 stars
55 (35%)
3 stars
51 (33%)
2 stars
16 (10%)
1 star
4 (2%)
Displaying 1 - 30 of 35 reviews
Profile Image for Autmn Reader.
881 reviews91 followers
January 1, 2023
3,5 🌟

Awalan yang bagus buat memulai bacaan di tahun yang naru. Ini sbnerna flas fiction ya dan crtanya emang singkat2 banget.

Aku paling suka crta yang berhubungan sama tuan arsitek dan nona penulis. Jujur, kalau certa mereka kayak emang ada plotnya sndiri. Klimaksnya di cerita bagian Carissa. 😂

Walaupun ada 33 cerita yang ditulis 22 penulis, tapi ceritanya itu berkesinambungan dan emang jdina ada satu crta utuh dengan berbagai konflik, sih. Cuman kayak ada satu crta yg itu bingung mau disambungin ke mana. 😂

Over all enjoyable bgt. Heuheu
Profile Image for Dani Noviandi.
229 reviews16 followers
April 15, 2012
Buku self-publishing pertama buat gw :D

Ide ceritanya sumpah keren, 21 penulis masing2 menulis per-babnya, hingga akhirnya bikin gw pengen ngikutin nulis dengan gaya kaya gini :D

Cerita buku ini sebenarnya sungguh sederhana, settingnya di sebuah Coffee Shop di kota Jogja, dan berbagai macam manusia yang berada di dalamnya dijadikan sebuah cerita, dengan segala tingkah lakunya. Dan tentu saja satu hal yang amat krusial yang mendasari cerita buku ini ialah..CINTA.

Ada sepasang manusia yang mengungkapkan cinta hanya dengan berpegangan tangan, ada pula yang menghabiskan waktu untuk mengungkapkan cita dengan mengobrol ramai, seolah tak ingin waktu terbuang dengan hal-hal lainnya. Selain itu, ada cerita tentang kehilangan, kerinduan, juga tentang batal kawin..yak, ada seseorang yang masih berbaju pengantin, "nyasar" ke Coffee Shop tersebut.

Cerita buku ini ringan, sayang, terlalu melebar, hingga endingnya masih ngambang kemana-mana. Masih banyak hal yang luput diceritakan bagaimana kelanjutannya, juga ada cerita yang berdiri sendiri, gak nyambung kemana-mana, sehingga makin melebarkan isi buku ini.


Tapi ide dari cerita dari buku ini, dan juga tema buku ini, KOPI, yang bikin gw me-rate 4 from 5...
Profile Image for Latree Manohara.
Author 5 books5 followers
May 3, 2012
Ketika mulai membaca buku ini, rasa penasaranku langsung tergugah. Bagaimana 21 orang akan bercerita dengan sudut pandang yang berbeda tentang sebuah coffee shop? Sampai tiga – empat judul masih asik. Tapi makin ke belakang ada sebuah kejenuhan.

Terus terang aku tidak mengikuti bagaimana proses 21 penulis ini saling menyahut. Yang jelas masih banyak tulisan yang terasa hanya mengulang cerita sebelumnya, tapi diceritakan oleh tokoh lainnya. Misalnya Firah yang mengulang cerita Raina. Dan Rahul mengulang cerita Noshi. Juga tentang situasi yang sama yang diceritakan berulang di banyak cerita. Aku sampai hapal tentang ‘pasangan kekasih yang perempuannya memakai rok kuning dan menautkan jari di bawah meja.’

Pasti ada banyak meja di sebuah coffee shop. Kubayangkan sebenarnya masih ada tokoh dan konflik yang bisa diciptakan ketimbang hanya mengulang cerita yang sudah ada dari sudut tokoh yang berbeda. Buktinya banyak ide cemerlang yang muncul dengan menghadirkan ‘drama’ seorang perempuan borju, nenek penjual kopi, gelas yang bercerita, a runaway bride…

Munculnya ide-ide keren itu bisa membuat aku bertahan dan ingin terus membaca sampai selesai.

Menulis dengan tulisan lain sebagai pancingan, memang tidak mudah. Kita cenderung terpaku pada scene dan alur yang sudah ada. Padahal akan sangat menarik jika kita bisa ‘datang’ sebagai pengunjung kafe yang ‘merdeka,’ tidak terganggu oleh apa yang sedang terjadi di meja lain, bebas dengan pikiran dan kejadian di benak kita sendiri.

Atau memang sudah disepakati, semua cerita harus berkaitan? Sepertinya tidak ya. Karena bule gila itu cukup merdeka dan asik. Di cerita itu tidak dibahas lagi tangan bertaut di bawah meja, tapi toh dia tidak kehilangan benang merah yang mengaitkan semua cerita dengan coffee shop-nya.

Hal yang sepertinya masih kurang diperhatikan, adalah logika cerita. Kita boleh ngayal sengayal-ngayalnya, tapi khayalan hendaknya bisa diterima di dalam tubuh cerita itu sendiri. Kita boleh bercerita tentang suatu tempat seolah kita pernah benar-benar pernah berada di sana. Tempat yang nyata, ada, dan banyak orang tahu. Jika memang sudah pernah, akan lebih mudah bercerita. Jika belum, mungkin perlu sedikit observasi agar tak terlalu jauh melenceng dari kenyataan. Observasi tak harus dengan mendatangi langsung. Bisa dengan bertanya pada yang tahu. Atau bahkan sekedar googling. Serius, ini sepele tapi mengganggu. Memangnya Malioboro itu terkenal dengan kafenya? Ada berapa kafe sih di sana? Atau malah, ada kah kafe di sana?

Cerita terakhir yang mestinya jadi gong malah terasa hambar.
Aku bukan penggemar kopi, dan tidak tahu banyak tentang proses pembuatan aneka minuman berbasis kopi. Tapi bagaimana bisa Noshi menyerahkan begitu saja kafenya kepada si nenek tua? Mungkin kopi hitam buatan si nenek itu istimewa. Tapi kafe itu menjual frappe, dan latte, dan cappuchino, dan kopi model lainnya. Aneh aja.

Sebenarnya semua cerita asik dan menarik ketika dibaca terpisah. Tapi mana kala mereka dibaca sebagai rangkaian kisah berkautan dalam sebuah chronicle, jadi timbul ganjalan seperti yang kurasakan itu. Hal yang mungkin tidak diperkirakan pada saat menulis.

However, buku ini sudah menemaniku dan lumayan menggerus bosan yang menjeratku bersama selang infus di tanganku ini. Ringan dan menghibur. Mudah-mudahan kesaksianku ini tidak menyurutkan semangat menulis teman-teman semua. Ayuk menulis terus, pasti makin bagus.
Profile Image for Nabila Budayana.
Author 7 books80 followers
June 19, 2012
Saya dapatkan The Coffee Shop Chronicles ini dari mbak Wangi MS (mbak Unge) sebagai ganti hadiah kuis 'Ber2Belas'- salah satu antologi yang ditulis oleh mayoritas teman-teman NBCSby. Baiklah. Saya memang berniat membeli buku ini di toko buku sejak awal. Ternyata pun diberikan cuma-cuma! :)

Banyak dari penulis TCSC ini yang saya tahu sebagai sesama kontributor proyek2 antologi nulisbuku. Sebut saja Aditia Yudis, Wangi MS, Wahyu SN, Hilda Bika, Yuska Vonita, Edith Camelia, Danis Syamra, Momo DM, dll. Mereka terbiasa mencipta cerita secara mandiri. Lantas bagaimana jika mereka ditantang dalam satu setting yang sama, sebuah kedai kopi? Penasaran saya terjawab melalui buku ini.

Ide cerita FF berantai dengan satu benang merah sudah tentu menarik. Penulis bebas mengeksplorasi setting tersebut dengan improvisasinya sendiri. Firah Aziz membuka baik dengan "Surat Cinta untuk Tuan Arsiteknya". Saya terkesan dengan FF di bagian awal-awal. Tokohnya unik dan cukup untuk memancing penulis selanjutnya untuk mengembangkan kembali. Namun, mendekati pertengahan, saya rasa kurang diberikan ledakan-ledakan seperti di awal, sehingga pembaca cenderung bosan. Sering kali saya mengharapkan suatu part (misal: tuan arsitek dan perempuan dengan rok kuning) untuk dilanjutkan menjadi kisah yang lebih seru. Namun ternyata penulis selanjutnya justru sudah membuat tokoh baru yang membuat perhatian saya akan part tersebut terpecah. Menurut saya, tokoh-tokoh yang diciptakan diawal-awal sudah cukup untuk dikembangkan, sehingga rasanya terlalu rumit jika ditambahkan tokoh-tokoh baru lagi. Disitulah penulis-penulis ini ditantang agar "tak egois" untuk mendirikan suatu part cerita baru, namun "mengalah" dengan mengembangkan cerita penulis sebelumnya. Tidak semua sukses disini. Namun saya rasa hal tersebut juga tak mudah untuk dilakukan. Tantangan dalam sebuah antologi, apalagi dengan satu benang merah. Pantaslah penulis-penulis ini mendapat applaus, karena menulis buku ini saya rasa "tidak akan semudah itu".

Dalam kebingungan dengan tokoh-tokoh baru yang terus berdatangan dan ternyata saling bersinggungan dengan tokoh-tokoh sentral, beberapa penulis menyelamatkan pembaca dengan "back to the track" yaitu dengan melanjutkan kisah tokoh-tokoh sentral. Ada juga yang membuat percikan-percikan kecil dengan mencipta tokoh baru yang unik. Misalkan mbak Wahyu SN dengan tokoh hantunya atau Ratna Aprilia dengan mbah tua-nya. Setelah itu saya merasa optimis FF selanjutnya akan mulai mebahas tokoh-tokoh baru yang unik ini. Alur waktu juga menjadi tantangan penulis. Saya rasa saya mendapati tokoh tuan arsitek dan gadis rok kuning yang sebelumnya dikatakan berantem karena pihak ketiga, di FF selanjutnya disebutkan mereka masih baik-baik saja dengan masih mengenggam tangan di bawah meja. Saya cukup bingung di part ini. Untunglah Aditia Yudis menjawab pertanyaan saya dengan menunjukkan penyelesaian cerita dari part itu. Ending indah juga disajikan oleh Yuska Vonita yang seakan menyimpulkan akhir dari kisah-kisah sebelumnya sekaligus mengakhiri kisahnya sendiri.

Seluruhnya disajikan dengan cukup baik dan semoga saja buku ini dapat menjadi pembuka jalan untuk buku-buku fiksi sejenis. Berbagai sudut pandang dan satu benang merah. Pantaslah mbak Lala Purwono mengatakan "Buku pertama yang membuat saya iri kenapa sebelumnya saya tidak pernah terpikir untuk membuatnya". Saya setuju dengan itu! :)

Profile Image for Vinca.
219 reviews5 followers
April 11, 2012
Ini buku self publishing kedua yang aku beli. Ditulis oleh 21 penulis, berisi tentang 29 flash fiction yang saling berhubungan, ber-setting tempat di sebuah coffee shop di yogyakarta. Dimulai dengan khayalan seorang gadis terhadap laki-laki yang dilihatnya di coffee shop tersebut yang lalu berkembang menjadi sebuah cerita dari berbagai sudut pandang.
Ada yang dari sudut pandang si barista, kasir, atau pengunjung-pengunjung coffee shop lain yang kesemuanya saling berhubungan.

Buku dengan cara bercerita seperti ini baru banget buatku, dan lumayan kagum dengan para penulisnya yang bisa menulis cerita-cerita yang terpisah namun saling berhubungan. Tapi buku ini hanya menarik buat aku pada 4 atau 5 flash fiction pertama selanjutnya membosankan. Awal-awalnya aku tertarik karena penasaran dari sudut pandang siapakah tokoh selanjutnya yang akan bercerita ?? lalu apakah konflik yang tercipta di awal-awal cerita ini akan terseleseikan di sudut pandang berikutnya? tapi kok lama-lama semakin banyak tokoh yang muncul sih? bahkan ditengah2 buku adalagi tokoh baru yang membangun ceritanya sendiri tanpa ada sangkut pautnya sama tokoh-tokoh yang sebelumnya ada, aku jadi melihat sebuah ruangan yang penuh dengan masalah, penuh sesak sampai gak bisa bernafas, dan pastinya membuatku pusing.

Dan belum lagi ending nya. Dari semua masalah yang ada di coffee shop ini, seharusnya cerita terakhir bisa menjadi pamungkas yang jitu untuk membayar segala kepusingan dan kebosanan yang aku dapat setelah membacanya, dan ternyata ??
Profile Image for Literavy.
93 reviews4 followers
December 16, 2014
Buku ini hadiah ulang tahun dari seseorang, dan aku sukaaaaaaaaaaa bangetsama buku ini. Buku ini unik karena berisi 33 cerita dan ditulis oleh 22 pengarang berbeda. Tadinya kukira buku ini hanya kumpulancerpen biasa, tapi ternyata buku ini bukan kumcer. Buku ini berlatar sebuah coffe shop di Jogjakarta dan menceritakan tentang isi hati dan fikiran orang orang yang masuk ke coffe shop tersebut di waktu yang sama. Ada banyak kisah singkat yang menghanyutkan, tapi terasa mengena di hati. Di buku ini saya menyadari betapa kita tak pernah benar-benar tahu apa yang terjadi di sekeliling kita, entah apa yang mereka fikirkan dan rasakan. Di tempat sekecil coffe shop saja ada banyak cerita dan pelajaran yang bisa kita ambil. Pesan yang saya ambil dari buku ini kita harus lebih peka memahami orang lain dan menjalani hidup ini.
Profile Image for Hlistiani.
20 reviews
April 23, 2012
Kumpulan cerpen dari banyak penulis. Setiap judul beda penulis tapi mereka dihubungkan dalam 1 garis merah cerita. Menceritakan orang2 yang singgah di Priya's Coffee Shop. Ada Lelaki bertopi bisbol dan pasangannya yg memakai rok kuning, ada wanita yg masih menggenakan gaun pengantin & duduk sendirian, sepasang sahabat perempuan yg sedang curhat, pasangan backpacker, lelaki bule yg duduk sendiri, wanita dengan kue ulangtahun, barista, pemilik coffee shop dan masalah rumah tangganya hingga dia menemukan suaminya kembali di coffee shop itu, dll. Semuanya menyatu. Ceritanya seru dan ending yg mengejutkan membuat novel ini penuh cerita.
Profile Image for Dinda Fitria Sabila.
35 reviews11 followers
July 14, 2012
SPEECHLESS ! ini ide novel terkeren yang pernah kubaca.
Siapa yang menyangka, satu benang merah itu akan membawa begitu banyak cerita di dalamnya.
Tentang bagaimana mereka mendapatkan sebuah masalah, dan bagaimana cinta bisa menyelesaikan segalanya dengan indah. Oh tuhan, terimakasih kepada 22 penulis berbakat ini :)
GREAT WORK !
Profile Image for Siti Robiah A'dawiyah.
174 reviews23 followers
August 5, 2012
"Bukankah ketika kamu mencintai seseorang,kamu belajar untuk menjadi pasangan yang cocok buat dia?Jadi,kenapa mesti dipertanyakan masalah seberapa besar dia mencintai kamu?." #TheCoffeeShopChronicles
1 review
October 11, 2025
udah pernah baca, krn pindah kos jd bukunya ilang. pengen tau ada yg jual lagi gak?
Profile Image for Nung Ria.
36 reviews2 followers
April 13, 2013
Saya mengambil buku ini karena cover dan judulnya, "The Chronicles.. " woww... semacam ada sihir yang tersimpan dibalik halaman buku ini. Sempat sebentar membaca testimoni di cover belakang dan menimang dengan buku lain, akhirnya saya memutuskan untuk memboyong buku ini pulang ke rumah. Memang tidak serta merta saya baca, karena ini adalah kumpulan cerpen maka saya memutuskan untuk membacanya perlahan sambil menikmati cerita-ceritanya.
The Coffee Shop Chronicles ini merupakan kumpulan ide menulis yang sebenarnya dimulai dari cerita yang berjudul "Tuan Arsitek", lalu oleh beberapa penulis lainnya dikembangkan menjadai 29 cerita pendek lain yang setting dan tokoh2nya saling berkaitan satu sama lain. Settingnya sendiri di sebuah coffee shop di Yogyakarta, tokoh utama dari tiap cerita pun berbeda, namun mereka (tokoh utama) adalah pengunjung coffee shop yang sama, "Priya's Coffee". Beberapa cerita sedikit terkesan cerita pemula, artinya penokohan dan karakter maupun segi alur ceritanya sedikit timpang dengan cerita lain yang sangat matang alur ceritanya. Yah mungkin karena diisi oleh berbagai kepala, itu lah bahayanya menulis cerpen (menurut saya).
Ada beberapa cerita yang satu tipe, dan banyak yang berupa slice of life. Yang sedikit berbeda menurut saya "Twisted thriller story", awal membaca sih saya kira Priya's coffee akan ada psikopat gila yang bersembunyi, tapi ternyata... well twisted. Adapula cerita yang sering saya baca di manga, yakni tentang seorang pengunjung Priya's Coffee yang mengamati sekeliling toko kopi, lalu keluar dari toko kopi itu untuk mendapati dirinya telah "berganti alam". Tapi cerita paling saya sukai ya "Tuan Arsitek" dan kelanjutan konflik si Tuan Arsitek itu sendiri.
Saya tidak menjumpai typo di kumcer ini, well done untuk editornya.
Satu quote yang saya tandai dari kumcer ini,
"... inilah Kala, selama kata masih bisa digantikan dengan gerak tubuh ia tidak akan mau buang-buang suara." -halaman 126
bukan apa2 sih, saya cenderung suka dengan tokoh yang memiliki sifat "hemat" bicara ini.

3 dari 5 bintang untuk Kumcer satu ini :)
Profile Image for Inge.
150 reviews3 followers
March 11, 2012
Buku kumpulan flash fiction (cerita fiksi yg lbh pendek drpd cerpen) yg unik menurutku. Terdiri dari 29 cerita, ditulis oleh 21orang yg berbeda, saling terkait antara satu cerita dng yg lain dng benang merah sebuah lokasi, coffee shop. Menarik!

Suka dng penggambaran Tuan Arsitek di FF #1. Dan bagaimana cara Tuan Arsitek berkomunikasi dng pasangannya, yg akhirnya membuat tokoh utama di FF #1 ini mengurungkan keinginannya unk merebut.

FF #1 s.d. #29 memiliki sudut pandang yg berbeda, walau ada yg terkait langsung satu sama lain. Tapi sptnya yg menjadi pusat perhatian adalah Tuan Arsitek, juga beberapa tokoh di awal2 FF.

Melalui buku ini kita seperti diajak melihat bagaimana suasana coffee shop saat itu, bahkan bukan hanya tokoh manusia saja yg bercerita, bahkan cangkirpun juga punya ceritanya sendiri. Juga ada hantu! Heee...

Dari ke 29 cerita, aku paling suka FF #21 dng judul Drama. Menarik dan membawa kejutan ditengah kebosanan. Karena, jujur saja, ada rasa sedikit bosan saat membaca karena pengulangan2 kejadian, walau memang diceritakan melalui sudut pandang yg berbeda. Mungkin krn ingin menunjukkan kalau berada dlm lokasi yg sama. Tapi ya itu, diulang hampir disetiap cerita, jadi jatuhnya bosan. :p

So, 3 bintang untuk kumpulan flash fiction ini. ^^
Profile Image for Yunita1987.
257 reviews5 followers
August 30, 2012
Baca buku ini karena rekomendasi dari teman yang sudah begitu semangatnya memberikan informasi mengenai buku ini. So akhirnya sore hari kita yg sedang menantikan datangnya kereta menuju Depok, aq melirik sedikit ke isi buku. So sampai dikostan aq mulai membaca buku ini. Dan hasilnya gak begitu buruk, buku ini spesial karena cerita yg berbeda tapi masih berkesinambungan.

Diawal cerita ampe cerita ke4 aq masih tertarik tapi dipertengahan ampe akhir kok ada yg agak mengganjal...(penilaianq aja sih) Karena ada beberapa cerita yg sebelumnya ada tokoh yg sedang berantem tapi dinext cerita kok masih romantis2an. Dan sering sekali dibuat penjelasan yg berulang2 padahal sebelumnya uda dijelasin.
Dan gak tau ya...baca buku ini...sepertinya aq butuh note kecil untuk membuat list tokoh2nya....terlalu banyak tokoh dan terlalu kisah sehingga buat aq sbg pembaca butuh konsentrasi.

Tapi secara keseluruhan aq suka kisahnya dan so pastinya ide kreatif untuk cerita ini...dengan sebuah coffee shop muncul banyak kisah...good job...:-)
Profile Image for Diego Christian.
Author 5 books127 followers
November 8, 2012
Dua bintang untuk idenya dan tulisan Aditia Yudis, tapi maaf hanya bisa memberi dua bintang. Ide yang brilian, tetapi sayang eksekusinya kurang smooth. Mungkin benar karena banyaknya penulis jadi seakan-akan banyak kisah yang terjadi dengan munculnya karakter-karakter yang sesungguhnya tidak berpengaruh karena muncul sesekali. Siapa pun editornya saya ingin memberi salam selamat karena begitu mendetail mencermati logika dan menguasai ruang dunia novel ini. Tidak ada istilah kecolongan karena simbol karakter berganti yang disebabkan pergantian penulis. Saya suka ketika berada di awalan cerita, sedikit di tengah, lalu menuju akhir. Agak membosankan di tengah, tapi tak apa, selama novel tersebut masih mengandung unsur dulce et utile. :)
Profile Image for Rendy Pradana.
3 reviews
August 28, 2012
Well, gag ada alasan khusus seh pas beli buku ini. Setelah milah2 bentar, ada ini buku yang mnurutku dari segi coverny cukup untuk buat orang tertarik buat baca.

Kesan pertama yang saya rasakan pas pertama baca buku ini adalah, bagus, ceritanya unik, mengambil setting di satu coffee shop dengan berbagai sudut pandang. Namun, saya sedikit bingung dalam penentuan kata ganti orangnya...terlalu banyak menurutku. Namun dapat dimaklumi karena buku ini dibangun dari banyak cerita.

Semakin mendekati chapter2 akhir, pertanyaan2 seputar chapter2 awal akan sedikit demi sedikit terjawab. Klimaksny kurang, menurutku

Akhir kata, bintang 3 cukup deh buat ni buku :)
Profile Image for Fitri Iphiet.
5 reviews1 follower
November 3, 2012
awalnya baca buku ini karena suka ma judulnya.. buka tulisan pertama tentang pria, jambang dan arsitektur.. hahaha.. okay, mari baca.. tapi berikutnya gue malah dibuat penasaran ma kisah2 tiap tokoh dalam buku ini.. satu kata : lovable!
gue butuh lebih banyak buku seperti ini yang bikin gue baca tapi seperti sedang nonton...
harus difilmkan, even setingnya sangat2 sederhana.. tapi temanya ga sederhana..

sangat direkomendasikan buat mereka yang suka kopi, suka duduk2 nonkrong di kafe kopi.. suka menikmati melihat perilaku orang di kafe, suka kepo ma kehidupan orang dan suka mikirin hidupnya sendiri! :D
Profile Image for checalories.
2 reviews7 followers
September 25, 2012
Aku lagi membayangkan kalau red thread based anthology ini diangkat jadi film, opening title nya memperlihatkan kesibukan sudut2 coffee shopnya, dengan reel view tiap character secara blur, kamera bergerak, fading transition, sambil diiringi lagu :

Ballads of the Cliche - Coffee Shop (One in a Million Love Song)

ending creditnya pake fading out to black terus diiringi lagu :

Landon Pigg - Falling in Love in A Coffee Shop... < pasti jadi syahdu sekali hmm hmmm

i thought it would be perfect, at least from my view, heuheuehu :')
Profile Image for Citra Amelia.
32 reviews
April 29, 2013
Sejujurnya, sudah cukup lama saya menyelesaikan buku ini. Hanya baru sempat menulis review

Saya suka sekali dengan konsepnya. Kreatif!

Cerita-cerita di dalamnya memiliki keterkaitan yang berjalan natural dan masuk akal.
Salut karena dengan banyaknya pengarang buku ini tapi keterkaitannya tidak ada yang kelihatan memaksa.
Begitu mulai membaca buku ini, saya tidak bisa berhenti.

Cerita favorit saya? Caraku Mencintaimu dan Kisah si Mbah Tua.

Buku yang patut untuk dinikmati.
Selamat membaca :)
Author 1 book2 followers
April 29, 2015
Penulis yang ada dalam novel ini beda-beda per bab. Jadi malah bingung aja bacanya karena penggunaan bahasa yang berbeda-beda. Untuk ide ceritanya saya akui menarik. Terlalu banyak pengarang itupun yang membuat saya tidak bisa menyelesaikannya sampai akhir. Topik pada setiap bab melebar jadi nanggung aja ceritanya.
Profile Image for Wangi Mutiara.
14 reviews17 followers
March 13, 2012
Reading this book took me to be the part of the drama in the coffee shop. Each character connected with the other characters.

For order, you may visit nulisbuku.com

The good thing is royalty goes for charity.
Profile Image for Citra Mardiati.
38 reviews6 followers
September 25, 2012
Membaca buku ini serasa lagi berada di sebuah coffee shop dan kita sedang mengobservasi semua orang yang ada di situ. Seru, dari pemikiran beberapa orang bisa menghasilkan rangkaian cerita-cerita itu. Komplit semuanya, ada yang kisahnya bahagia, mengarukan dan penuh konflik juga ada.
Profile Image for Hanif Ayu Savitri.
34 reviews8 followers
January 2, 2018
Saya suka! Dua kali membaca buku ini dan menuntaskannya benar-benar membuat saya bahagia. Terlebih lagi, saya bisa merasakan ketulusan kasih sayang pasangan yang intens dan begitu besar pada salah satu cerpen karangan Adhitia Yudis.
Profile Image for Ratna.
Author 1 book3 followers
April 25, 2012
there's my name as an author in this book ;)
Profile Image for Novi.
4 reviews
June 24, 2012
Baru sampe bab 15 aja dah menginspirasi banget ... kalimat sederhana, bikin kamu kepengen menulis deh.
Profile Image for Penerbit Bypass.
1 review5 followers
October 6, 2012
buku ini kaya dengan kisah, ringan dibaca. Cocok sebagai teman di kala santaimu
Profile Image for Devi Fabiola.
19 reviews34 followers
October 8, 2012
seru cerita-ceritanya.. bener-bener seperti di warung kopi eh cafe :D terkadang isi-isinya kejadian sehari-hari :D
Profile Image for Ramawarist R.
9 reviews
December 30, 2015
Some of the stories are best, especially kisah si mbah tua dan juga sepenggal drama beserta lanjutannya, but the rest of the stories just too easy to pick, I'm giving this book 3.5 out of 5!
Displaying 1 - 30 of 35 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.