Jump to ratings and reviews
Rate this book

Marginalia

Rate this book
Aku Yudhistira, aku Arjuna, aku Bima, aku Nakula Sadewa. Berapa Bharatayudha harus kujalani. Demi kamu, Drupadiku?

ARUNA
Cengeng! Tulisan singkat dan rapi di kumpulan puisi Rumi kesayangan almarhum Padma membuatku terbakar. Kurang ajar! Berani-beraninya cewek dingin berhati belatung itu menodai kenangan Padma. Belum tahu dia berhadapan dengan siapa. Aruna, vokalis Lescar, band rock yang paling diidolakan. Tunggu pembalasanku.

DRUPADI
Aku tak punya waktu untuk cinta. Meski tiap hari aku berhubungan dengan yang namanya pernikahan, ini hanya urusan bisnis semata. Aku tak percaya romantisme, apalagi puisi menye-menye. Hidup ini terlalu singkat untuk jadi melankolis. Namaku memang Drupadi, tapi hatiku sudah tertutup untuk laki-laki.

"Kekasih tak begitu saja bertemu di suatu tempat, mereka sudah saling mengenal sejak lama." - Rumi

Baca bab pertama di sini: http://deetopia.blogspot.com/2012/09/...

304 pages, Paperback

First published February 1, 2013

5 people are currently reading
124 people want to read

About the author

Dyah Rinni

13 books75 followers

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
23 (11%)
4 stars
67 (33%)
3 stars
92 (45%)
2 stars
16 (7%)
1 star
3 (1%)
Displaying 1 - 30 of 63 reviews
Profile Image for Uci .
617 reviews123 followers
August 21, 2013
Kekasih tak begitu saja bertemu di suatu tempat, mereka sudah saling mengenal sejak lama - Rumi

Jadi sering-seringlah mengamati orang-orang di sekelilingmu, siapa tahu salah satunya adalah calon kekasih hati ^_^
Profile Image for Daniel.
1,179 reviews851 followers
April 2, 2013
"Kenapa kamu beli buku yang jadi juara kedua?"

Saya pernah memiliki pengalaman yang kurang menyenangkan dengan novel-novel yang jadi juara lomba menulis dan sejak saat itu, saya punya prinsip bahwa jadi juara lomba belum tentu jadi jaminan mutu. Kenapa saya enggak beli buku yang jadi juara pertama? Pertama, saya suka angka dua :v. Kedua, saya suka judulnya yang sangat menarik. Marginalia. Apa, sih, Marginalia ini? Saya yang suka mengerjakan soal-soal tes potensi akademik sebagai pengisi waktu luang enggak pernah mendengar kata ini sebelumnya. Terus, berikutnya adalah blurb dan dari sinilah saya langsung tahu nama-nama tokohnya yang berbau India. Hum. India? Sangat sedap. Jadi, yeah, penerbit dengarkan jeritan hati saya yang menghendaki blurb haruslah menarik perhatian pembaca dan bukan puisi-puisi dan pepesan-pepesan kosong! Jadi, begitulah kenapa saya memilih untuk membeli novel ini.

Novel ini menceritakan kisah antara Aruna dan Drupadi. Aruna, seorang vokalis band rock terkenal bernama Lescar yang kembali ke jagat hiburan tanah air setelah vokalis Lescar sebelumnya tersandung jerat-jerat obat-obatan terlarang. Mungkinkah tersandungnya vokalis Lescar ini hanyalah taktik semata agar Aruna dapat kembali berkiprah di dunia musik tanah air?. Sementara, Drupadi adalah gadis berumur 32 tahun yang sudah memiliki kekasih, tapi belum menikah.

Cerita diawali dengan comeback-nya ke dunia hiburan yang mengingatkan saya dengan kembalinya personel boyband-boyband Korea dari wajib militer, misalnya. Sementara itu, di sisi lain Drupadi sedang stres karena harus mengurusi pernikahan sepupu titisan iblisnya, Inez, yang sering mengganti-ganti pikirannya sesering gadis mengganti pakaiannya. You changed your mind like a girl changes clothes~.

Pertemuan keduanya disebabkan oleh sebuah buku. Mantan kekasih Aruna, Padma, meninggalkan Aruna sebuah buku puisi (?) yang ternyata hasil menilap dari sebuah kafe-duh, saya lupa namanya. Aruna pun memutuskan untuk mengembalikan buku itu ke pemiliknya, berharap orang lain akan membaca marginalia-marginalia yang Padma tulis. Di sisi lain, Drupadi harus mencari tempat untuk melangsungkan pernikahan Inez, sebuah tempat baru yang belum pernah dipakai buat menikah. Akhirnya, Drupadi dan asistennya secara tak sengaja menemukan kafe yang sama. Beberapa hari kemudian, Drupadi kembali dan meminta izin untuk menggunakan kafe tersebut sebagai tempat pernikahan. Sang pemilik kafe, Gandi dan Sonia, memperbolehkan hanya dengan syarat Drupadi harus menulis sebuah marginalia dan menunggu keajaiban untuk tiba. Tak disangka, Drupadi menulis marginalia di buku yang sama dengan yang Aruna kembalikan. Dari situlah, keajaiban dimulai.

Saya suka sekali dengan nama-nama tokohnya! Buat saya, memberi nama tokoh dengan nama-nama berbau India itu unik. Apalagi dengan tokoh-tokoh pewayangan, macam Arjuna dan Drupadi. Ah, Drupadi, salah seorang tokoh pewayangan yang sangat menarik: kain yang tak habis diulur-ulur, keramas dengan darah (?). Saya agak sedikit bingung karena seingat saya dari pelajaran wayang di SD dulu, Drupadi ini istri Puntadewa/Yudistira. Hum, makanya saya agak mengernyitkan dahi waktu baca ternyata Drupadi ini istri Arjuna juga. Well Arjuna yang istrinya udah banyak itu? Saya buka-buka lagi artikel soal wayang. Saya ingat kalau Drupadi ini adalah istri kelima Pandawa. Terus kemudian saya juga ingat kalau cerita wayang, terutama perwayangan di daerah Jawa, sudah banyak diubah. Pewayangan di Jawa digunakan sebagai media penyebaran agama Islam dan konsep seorang wanita yang memiliki suami lima itu dipandang kurang baik. Protes saya soal nama cuma di bagian yang enggak berbau India. Inez 3 yang berbau Spanyol (?), Luna Nueva (New Moon? Bulan Baru?) yang berbau Latin, dan Lescar. Padahal, menurut saya bakalan keren kalau semuanya dijadikan nama India semuanya. Toh, nama India juga enggak begitu asing telinga masyarakat Indonesia :)

Narasinya cantik, baik narasi Aruna dan Drupadi. Hum, Aruna masih kurang jantan di sini dan sedikit menye-menye. Meski demikian, menurut saya, perasaan Aruna terhadap Padma kurang tereksplorasi dan berubah terlalu cepat. Begitu bertemu dengan Drupadi untuk pertama kalinya, Aruna langsung entengnya bilang kalau ia jatuh cinta, padahal di beberapa halaman, saya nangkapnya kalau Aruna ini seakan-akan tak bisa hidup tanpa Padma. Kakak saya yang baca bilang kalau Aruna ini gombal, tapi, buat saya, itu yang bikin Aruna berkarakter. Narasi Drupadi sudah oke. Saya suka sentilan-sentilan kocak yang Drupadi selipkan setiap kali ia merasa kesal.

Terus, narasinya indah dan asyik buat diikuti. Dan, yah, buat yang suka nge-quote-quote kalimat dari novel, ada banyak kalimat yang quotable di novel ini. Saya lagi enggak bawa bukunya, jadi saya enggak bisa ngasih contohnya. 3

Hum, apa lagi ya? Penyelesaian konfliknya terasa sedikit terburu-buru buat saya, terutama waktu bagian . Yah, begitulah. Terus, hum, flashback Aruna dan ayah Padma itu buat saya agak enggak memengaruhi jalan ceritanya. Saya lebih suka kalau Aruna lebih galau antara move on atau terjebak nostalgia bersama Padma.

Secara keseluruhan, saya suka dengan novel ini. Novel yang sangat unik dengan nama-nama tokohnya dan asyik buat dibaca.
Profile Image for Wulfette Noire.
65 reviews
March 14, 2013
I don't like romance novels, I don't even like romantic comedies. It's not that I'm not a romantic, it's just I think romance novels and movies are too cheesy.

So I have to say, that this book changed my mind :) I actually read this in a couple of hours to make sure I know the ending. Dyah knew how to write her words into a beautiful prose, making the book a full package that delivers a reading experience.

This phrase, for example, takes me into the same room, listening to Aruna and Drupadi's dad singing:

"Aku tidak bersama seorang pendengar, aku menyaksikan dua musisi yang terpisah oleh waktu tengah berkomunikasi."

The romance itself is slightly different. Not the usual lovey dovey girl trying to win the love of a seemingly distant bad boy - you know, the drama type of story.

Marginalia first love is about books. It's about how when someone love a book so much - so much so that he or she writes on it - the magic of the book is transferred to the next person.

And so it opens the story of Aruna and Drupardi. Aruna who loves a book so much because it is his dead girlfriend's favorite. Drupardi who does not believe in love but was pulled into Aruna's life when she wrote a margin note on that very same book.

I totally love the way Dyah takes the character slowly into the reader's heart. I hated Drupardi in the beginning but later slowly realized why she was acting the way she is. I also didn't like the intrigue introduced in the middle but then realized why it plays such a huge part in the story. All in all the book kept on surprising me and delighting me until the end.

Even until the very end, when everything wrapped back into the main theme - love is about faith (jodoh) and you can't run away from it.

Bravo Dyah ;) maybe later you'll write about Juna, he's cute hahaha
Profile Image for Nikotopia Nikotopia.
Author 4 books21 followers
May 19, 2013
Bertanya-tanya, seorang Mbak Dyah Rinni menulis novel Romance, really? karena saya mengenal lewat karya series beliau Detektif Imai.

Ragu untuk membaca apalagi mendapat kemenangan juara dua dalam sayembara novel romance?

Tidak! saya siap melahap Novel Romance ini. Kadang novel-novel yang menjuarai sebuah lomba bisa menjadi referensi seorang penulis/pembaca yang ingin mengetahui kok bisa juara yah?

let's start from: Saat saya melihat covernya di FB, saya langsung suka, saya bisa membayangkan akan membaca buku MARGINALIA yang berukuran 20 cm.

Ternyata pas saya beli di TokBuk, di deretan New Arrival, DOWENG! ternyata bukunya berukuran 18cm. Kecil amaaattt~ mungkin Qanita ingin berkonsep buku seperti luar negeri yang bisa dibawa kemana-mana, dan pembaca bisa membaca pas di busway atau di manapun dia suka. Itulah pikiran saya. Tapi saya suka buku gede-gede! tapi nggak apa-apalah yang penting ingin mengalami cerita dalam sebuah buku.

Jujur covernya saya suka, very marketable, catchy, with nice font and shiny colour. Pink! Apalagi dipojok kanan ada tulisan pemenang juara 2 Romance Qanita, wuhuuuuy.... asoy!

Sesungguhnya saya bertanya-tanya, Apa sih arti Marginalia?
Jujur saya nggak tahu apa itu MARGINALIA
Saya pikir Marginalia itu suatu tempat atau komunitas yang berisi kaum-kaum marginal. Saya langsung membayangkan romance seorang kaum marginal. Widih, bakalan seru nih. Pas googling sebelum baca, saya menemukan keterangan bila Marginalia itu coretan dipinggir buku. Saya ber-ooohh ria saat tahu.

Membaca Blurb dari buku Marginalia. Saya langsung waspada ketika membaca penggalan puisi Rumi.

“Kekasih tak begitu saja bertemu di suatu tempat, mereka sudah saling mengenal sejak lama” Rumi.

O-Ow~ ini pertanda, saya dalam hati. Pasti akan ada sesuatu dengan puisi Rumi yang ini, maybe shocking ending nih.

Cerita dimulai dari cahaya blitz. Teriakan penggemar. Kamera. Wartawan. Ternyata kembalinya seorang Vokalis Rocker yang bernama Aruna, bergabung kembali dengan Band rock yang fenomenal Lescar. Lalu di sisi lain, ada Drupadi. Yang membuat saya sadar, Novel ini menggunakan dua sudut pandang, Aruna dan Drupadi.

Pertaruhan sebagai penulis novel adalah, 10 halaman pertama berhasilkah memaku pembaca untuk terus membaca, tidak membuat bosan, dan kelelahan. Dan saya anggap Pengarang BERHASIL! Kalimatnya begitu cepat dan intens.

Lalu ada hal bagus! Saya suka nama tokoh-tokoh di Novel Marginalia. Sangat apa yah... kayak berada di dunia dewa-dewi, jadi ingat film anime jepang ‘Shulato’. Juga sangat Indonesia banget, karena ada wangi pewayangan, dewa-dewi Hindu, menarik. Nama seperti Drupadi, Aruna saya selalu mendengar dongeng sebelum tidur dari nenek, dan pakde saya tentang Drupadi dulu saat masih kecil; ada dua versi hanya saja saya diceritakan versi mahabarata.

Kisah Sayembara yang diadakan oleh ayah Drupadi, Prabu Drupada. Isi sayembara: siapa bisa mengangkat busur dan memanahkan anak panah pada cakra yang terus berputar, dia yang berhak mempersunting Drupadi. Pada hari sayembara, banyak para ksatria yang tidak mampu menjawab tantang itu, sampai kemudian Karna, berhasil melakukannya. Sayang, Drupadi enggan bersuamikan seorang anak kusir. Maka majulah seorang brahmana yang sanggup menjawab tantangan itu, dia adalah Arjuna. Namun karena Arjuna mengikuti sayembara atas nama Pandawa, akhirnya Drupadi menjadi istri bagi kelima Pandawa (poliandri). Pengarang membuat karakter disini begitu, tangguh, meski nggak bisa berantem tapi gaplokannya bisa bikin memar mata.

Lanjut cerita, Drupadi sedang pusing sebab sebagai Pimpinan WO Luna Nueva, ia harus bertanggung jawab mengurusi pernikahan sepupunya yang jelas sekali seorang inkarnasi Kuntilanak dari neraka. Karena labil dan galau mengonta-ganti veneu. Inez yang mendengar dari Chiya, Asisten Dru, ada kafe bagus, maka Inez menginginkan untuk venue disitu, yang nota bene kafe kecil dia pikir muat undangan 3000 orang. (Gendeng!) nah Takdir pun dimulai.

Ada beberapa hal yang sebenarnya sense serendipity-nya menurut saya ibarat make-up, kurang tebel lipsticknya. Pas Drupadi kembali ke Kafe Marginalia, dan membujuk Sonya agar menyetujui tawaran Dru menjadikan Marginalia tempat pesta pernikahan Inez (sumpah saya eneg pengen lempar kue ke mukanya!) Sonya menyetujui asal Dru menulis Marginalia di buku. Emang sih Sonya dan Gandhi (wait jadi inget nama seorang politis india, mantan istri perdana menteri India, cerdas!) nyomblangin Aruna dengan Dru secara tidak langsung, tapi Sonya kan kesel ama Dru.

I think kalau Sonya lagi beberes Rak buku dan menjatuhkan buku Rumi dan Dru ngambil dan melihat banyak coretan bahkan membaca, lalu Sonya meminta buku itu mau di taruh di Rak, Dru menahan dan tertawa karena penuh coretan melankolis. Dru bertanya coretan siapa, Sonya dengan enteng bilang itu Marginalia temannya. Dru berkomentar sinis pada marginalia itu, dan Sonya tersenyum sadis menantang Dru untuk menuliskan semua komentarnya di buku itu jangan hanya diucapkan. Lalu Dru menulis dan menaruhnya.

Tapi pada akhirnya yang di novel tujuannya juga sama, Saya cuma membayangkan aja sisi cerita lain saat momen ini.

Dan saya menunggu juga Puisi-Puisi Rumi bertaburan di novel ini tapi hanya ada penggalan dan satu di ending. Sayang banget, padahal Puisi Rumi bagus dan sangat universal. Tapi itu semua tergantikan dengan cara bertutur pengarang yang cepat. Di momen yang tepat, pengarang membuat kalimat sangat cantik dan manis, very quotetable.

Ada kalimat-kalimat pengarang di POV Drupadi membuat saya kadang ngakak, ada kalimat yang sebenarnya terlihat serius tapi itu membuat saya ngakak, dan kalimat garing tapi berhasil meletupkan tawa saya. Pengarang benar-benar cerdas mengolah kalimat.

Ada Tokoh yang sebenarnya lucu dan jadi jokernya novel ini tapi kurang ditambah di setiap adegan, Chiya! Dia lucu banget, saya sampe mikir pengen punya teman seperti dia. Dia itu norak tapi lucu!

Saya sempat membaca dari beberapa pembaca lainnya kalau Aruna sang Rocker kok mellow abis atau menye-menye. Menurut saya sah-sah aja yah, toh Rocker juga manusia. Pasti punya sisi melankolis sampai mellownya bener-bener bikin drowning, jadi inget Candil. Apalagi Aruna disini ditinggal meninggal oleh kekasihnya yang sangat ia cintai. Saya tahu expectasi pembaca akan rocker versi mereka. Namun menurut hemat saya, Aruna disini ya begitulah adanya, mencerminkan nyata ada orang kayak gitu kok di kehidupan nyata. Di satu sisi, saya juga merasakan ketika Aruna dan Drupadi marah atau saat mereka bertemu energi keduanya sama, seolah mereka kembar. Kayak sama. Dari cara dunia yang mereka lihat, but i dunno pembaca lain.

Tamparan konfliknya sudah oke, dan pengarang berhasil bikin saya bener-bener pengen teriak di depan muka karakter si Inez yang malah pengen balikan sama Aruna. Sinting! Gosh! Drupadi yang menahan dan menyimpan cinta pada Aruna. bikin gemes. tetapi agak terburu-buru untuk menyelesaikan menuju ending. Hingga di ending bab, saya kaget.

Ternyata Penggalan puisi Rumi di blurb buku, benar-benar mewujud. Ending yang nggak saya sangka. Mata rantai yang saling terkait, kupu-kupu lorenz, Well saya sumringah menikmati endingnya.

Secara keseluruhan Novel ini asyik, eksotis, terutama bagi penyuka romance yang penuh intrik, romance yang mengandung sinkronisitas, Marginalia whorthed untuk dialami. Kalau suka membaca buku-buku the Alchemist-Paulo Coelho, atau The Missing Rose-Serdar Ozkan, Marginalia akan memikat anda. Apalagi mendapat tempat terhormat di Juara 2 Qanita Romance.

Seperti yang saya bilang; Novel-novel yang memenangi sayembara biasanya akan menjadi referensi penulis-penulis yang ingin menulis romance dengan konsep bagus seperti ini.

Bintang 4 saya berikan untuk MARGINALIA, dan saya ingin ucapkan kemenangan anda memang sudah MAKTUB oleh Allah SWT. Marginalia keping puzzle yang melengkapi bagian besar Rencana Alam Semesta. Congratulation yah Mbak Dyah Rinni, dari awal i have a feeling that you’re inside of Life Stream, and you believe it! So your believe takes you to this point. saya tunggu karya selanjutnya.

Selamat. Membungkukkan hati atas keindahan ini.
Namaste~

NB: Tambahan lagi, i really waiting adegan Drupadi dan Aruna berciuman, karena mereka whorted dapet adegan itu. Sebab ciuman itu cure, obat, dari konflik yang sehabis mereka lewati. di Novel selanjutnya, saya berharap Mbak Dyah mau mengeksplore adegan yang bikin jantung deg-deg-ser, adegan manis romantis yang begitu memabukkan.

again.

Namaste~




This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Kunti Zaini.
1 review
May 19, 2013
Catatan Marginalia

“Setiap kata cinta yang kutemukan membuatku bersemangat. Setiap kata benci yang kutemukan membuatku yakin bahwa aku akan menemukan kata cinta berikutnya.”

Marginalia.

Saya adalah pecinta baca yang rela menyerahkan diri saya untuk hanyut dan larut dalam kisah tokoh di setiap novel yang saya baca. Mengikuti kisah mereka seolah saya mengenal mereka di dunia nyata. Padahal mereka adalah jejeran tokoh fiksi, dengan nama berbeda di setiap kisah yang berbeda pula.
Ada beberapa jenis novel dalam kategori ‘lemari baca’ saya. Kategori pertama saya adalah buku yang saya baca dengan lahap, cepat, dan selesai. Buku jenis ini buat saya seperti mencoba jenis makanan baru, di tempat baru, dan menyelesaikan ritual makan saya agar lapar saya terhapus dengan segera. Tujuan saya satu. Saya kenyang.
Kategori yang kedua, adalah buku yang saya baca dengan cepat, pertama kali. Saya puas mengetahui isinya. Keingintahuan saya tentang informasi yang saya dapat dari orang lain terpenuhi. Tetapi, saya terpanggil untuk membacanya lagi dan lagi. Saya membaca untuk yang kedua kalinya, ketiga kalinya, dengan perlahan, menikmati setiap lembar halamannya. Terpaku pada tokohnya, kisah yang bercerita dalam buku itu, dengan perasaan yang berbeda-beda setiap kali membacanya. Ini seperti saya pernah menyukai tempat makan tertentu. Kembali untuk mencobanya di lain waktu. Menyenangkan. Mengalami pengalaman yang berbeda di setiap kesempatan meski dengan menu yang sama.
Kategori yang ketiga, dan yang paling jarang isinya adalah jenis buku yang membuat saya keranjingan! Ya! Keranjingan. Favorit belum bisa memberikan deskripsi yang tepat mengenai buku jenis ini. Lebih dari itu, saya mencintai buku itu, membacanya berulang-ulang kali tanpa bosan, menghafal hampir setiap bagian dari buku itu, dan, jatuh cinta dengan sungguh-sungguh pada tokoh di dalamnya. Ada yang istimewa dan luar biasa dari buku itu hingga saya masih bisa mengingat detil bagian yang menjadi favorit saya di lembarannya. Bahkan hingga bertahun kemudian. Gema Sebuah Hati dari Marga T adalah satu dari sedikit buku yang bisa membuat saya jatuh cinta pada Martin dan Monik hingga belasan tahun sejak saya membacanya pertama kali dan seringkali (secara tidak adil, )menjadi bahan pembanding saya dalam mengapresiasi setiap karya yang saya nikmati.
Membaca Marginalia pertama kalinya adalah lima menit setelah saya menebusnya di Toko Buku Gramedia Graha Cijantung. Lima menit, iya, karena keluar dari toko buku saya langsung menuju restoran makanan franchise siap saji yang ada persis di depan Gramedia. Saya penasaran, itu motif utama saya. Terlebih menilik judul yang unik, cerdas, tak biasa. Jujur, saya, barangkali juga pembaca yang lain, banyak yang baru mengetahui apa arti dari marginalia setelah membaca buku ini. Iya kaan? . Butuh waktu kurang lebih 3 jam (dan satu paket besar nasi+ayam, satu menu tambahan dan satu minuman ukuran jumbo) untuk menyelesaikan novel setebal 304 halaman ini. Dengan format mungil, mengingatkan saya pada cetakan penerbit asing dan cover manis yang saya hanya suka warnanya, bukan detil gambarnya .
Kisah cinta Aruna yang seorang vokalis band Rock dengan Drupadi, seorang Wedding Organizer yang berkarakter rasional dan cukup sulit untuk diyainkan masalah cinta. Bermula dari marginalia, kesalahpahaman yang berujung pada perasaan saling menyukai satu sama lain dibumbui konflik yang berasal dari masa lalu. Cukup segar dan manis.
Ah ya, saya hampir lupa bagian penting dari review ini. Ucapan selamat untuk mbak Dyah Rinni, jawara menulis yang memang pantas untuk melahirkan novel berkualitas setelah tiga seri novel detektifnya terdahulu (buat yang belum baca Detektif Imai, ih, kalian ga usah ngaku gaul deh!).
Kembali pada Marginalia, apa sih yang istimewa dari novel ini? Trus, kalau ditaruh di ‘lemari baca’ saya, masuk kategori yang mana nih? Sebelumnya sudah saya ulas, saya suka judulnya. Pemilihan judul yang sangat cerdas karena ditengah banjirnya novel-novel teenlit dan romantic yang mengusung judul yang hampir sama minimal memiliki kesan dan persepsi sama, Marginalia muncul lain sendiri dan mengundang rasa ingin tahu. Sebab kebanyakan tidak punya bayangan akan seperti apa isi di dalamnya.
Kedua, novel ini romantic. Sangat. Ya iyalah, karena novel ini menjuarai sebuah even lomba penulisan novel bergengsi kategori romantic. Tetapi bukan itu yang saya maksud. Novel ini benar-benar romantic dalam pengertian sesungguhnya. Dyah Rinni benar-benar memasukkan seluruh unsur yang bisa menciptakan sesuatu masuk ke dalam definisi romantic. Nama even organizer milik Drupadi (Luna Nueve) itu romantic abis, memilih wedding organizer sebagai setting cerita adalah cara cerdas menyodorkan keromantisan tak terbantahkan pada pembaca (apalagi yg bisa lebih romantis selain altar, lagu manis, gaun cantik, dua orang jatuh cinta, pengiring pengantin, dekorasi panggung???), café Marginalia (rupanya Dyah punya cara jitu untuk membuat para pembaca tidak melupakan marginalia dengan mudah) juga digambarkan tempat yang manis dan romantic, lagu-lagu yang seru romantisnya, dan yang menjadi daya tarik utama adalah penamaan tokohnya yang keluar dari pakem namun disiasati dengan lucu dan menggemaskan oleh penulisnya (Drupadi dipanggil singkat menjadi Dru, untung bukan padi ya mbaak…atau Aruna yg ternyata Arjuna, namun terjadi kesalahan penulisan ketika membuat catatan kelahiran, hadehhh…ada yaa ).
Entah apa motif penulis menciptakan nama tokoh yang memang memiliki imej sudah ‘berjodoh’ seperti Drupadi yang merupakan istri Pandawa yang salah satunya adalah Arjuna, serta nama Sonya dan Gandi (seperti membuat puzzle, Dyah masih belum sepenuhnya beranjak dari basic sebagai penulis cerita detektif yang biasa menciptakan kepingan kejadian untuk disusun dan disatukan kembali) tetapi hal itulah yang akan mengaitkan ingatan pembaca bahwa Marginalia adalah Dru dan Aruna. Bentuk lain romantisme ala Marginalia adalah, setiap kalimat dapat kau comot menjadi quote…kutipan romantic bahkan mantra cinta (iya loh, beneran, coba aja baca sendiri ).
Catatan lain yang bisa saya ulas adalah, sekali lagi, review ini adalah murni apa yang saya rasakan mengenai novel yang saya baca, jujur dan apa adanya, Dyah kurang berani bertindak ‘kejam’ dan ‘tega’ dalam melakukan eksekusi terhadap Inez yang ‘sempat’ menjadi tokoh antagonis sehingga kesan klimaks dalam konfliknya tidak terlalu kentara. Buat sebagian pembaca, barangkali mengharapkan Inez yang kok di awal terlihat sadis dengan selalu menyulitkan Dru, tetapi ternyata hanya anak manja yang mudah berubah hatinya dan luluh dengan sebuah lagu, melakukan tindakan menyebalkan lain seperti misalnya menjebak Aruna untuk sebuah makan malam romantis disaat seharusnya itu adalah kencan Dru dengan Aruna. Ditambah lagi, Dru dan Inez adalah rival abadi sejak lama. Persaingan dua orang yang entah kapan dimulai, tahu-tahu keduanya sadar selalu ingin menjadi pesaing satu sama lain.
Hmm, akhirnya, buat pembaca lain yang kebetulan akan membaca review saya, abaikan saja kritikan saya tentang Marginalia, karena saya akan mengajak dan memaksa kalian memburu si mungil ini di toko buku dimanapun kalian berada karena satu alasan lagi. Novel ini bukan komedi romantic, tetapi kalimat dan dialog-dialog di dalamnya sungguh dapat membuat kalian tersenyum bahkan tertawa geli karena Dyah meramunya dengan lucu dan, jujur, kegaringan lelucon ala Marginalia mampu mengimbangi muatan romantic yang cukup banyak di dalamnya. So, tunggu apalagi, kejar Marginalia sekarang, beri ruang di lemari bacamu dan bersiaplah untuk ikut jatuh cinta pada Dru & Aruna. Salam kreatif, teruslah berkarya sebab kita tak pernah tahu karya yang mana yang akan menempati ruang hati penikmatnya.  Semoga keberadaan Marginalia di 'lemari baca' saya bisa membersamai Marga T, karena saya mulai menyukai Aruna.

Profile Image for Rizky.
1,067 reviews87 followers
August 22, 2016
Kebanggaan terbesar sebuah buku adalah saat seseorang mengambilnya dari sekian banyak buku yang ada, membacanya dengan sepenuh hati, menekuk ujung halamannya, meninggalkan marginalia di samping tulisan yang sudah ada, kemudian melanjutkannya kepada manusia lain. Itulah sebuah buku menjadi hidup karena kemudian mereka akan menciptakan keajaiban

Walau aku kurang sepaham dengan quote tersebut, karena aku salah 1 pembaca yang sangat menjaga baik-baik buku yang aku punya, tapi aku dengan senang hati berbagi dengan sesama pembaca buku ^^ dan novel ini telah membuat mood membacaku kembali lagi, aku larut dengan ceritanya dan hanya butuh 2,5jam saja untuk menyelesaikan kisahnya. Terima kasih kepada penulis yang memberikan aku info baru tentang marginalia, dan berbagi cerita yang indah dibalik marginalia tersebut.

Ini tentang kisah Aruna dan Drupadi, 2 orang asing yang dipertemukan oleh sebuah marginalia di buku puisi Rumi milik Kafe Marginalia. Ya, marginalia itu hanya sebuah kata cengeng yang ditulis oleh Drupadi, yang membuat seorang Aruna, vokalis band Lescar marah besar dan akhirnya mencari penulis marginalia tersebut. Bagi Aruna, buku puisi Rumi itu buku kenangan dan pengingatnya kepada Padma, kekasih hatinya yang telah meninggal dan dia menganggap marginalia yang dibuat oleh Drupadi di buku tersebut telah merusak marginalia Padma.

Drupadi tidak pernah percaya akan keajaiban, tapi ternyata dia tidak menyangka bahwa marginalia yang dia tulis, telah membawanya bertemu dengan seseorang yang akan mengubah hidupnya, Aruna.

Alam ini hidup dalam aturannya sendiri, terkadang acak dan jalang. Tidak ada yang romantis ataupun ajaib tentang kehidupan

Dan dimulailah kisah mereka, Aruna dan Drupadi. Membaca catatan Aruna dan Drupadi secara bergantian dalam novel ini membuatku bisa menyelami perasaan mereka dan bisa masuk dalam kisah mereka. Aku seakan bisa membayangkan Kafe Marginalia yang unik dengan pemiliknya, Sonya dan Gandi yang hangat, dan jadi pengen ikut membaca buku disana dan menulis marginalia juga ^^

Keajaiban demi keajaiban terjadi, walau tidak berjalan mulus kisah Aruna dan Drupadi. Perlahan-lahan cinta makin tumbuh di hati Aruna, tapi Drupadi yang sudah tidak percaya akan cinta malah ingin menjauhi Aruna, walau kenyataan mereka malah semakin dekat. Disanalah Aruna diuji untuk memperjuangkan cintanya.

Mungkin Tuhan tahu ada 2 hati yang sama-sama dilukai oleh cinta dan satu-satunya cara untuk menyembuhkan hati keduanya adalah dengan mempertemukan keduanya

Dan Aruna tidak menyerah begitu saja, dia melakukan segala cara demi meyakinkan Drupadi akan cinta dan keseriusannya. Inilah bagian yang paling romantis dari kisah Aruna dan Drupadi. Aruna dibantu oleh teman-teman segrup bandnya Lescar, Chiya asisten Drupadi dan pemilik kafe Marginalia, Sonya dan Gandi ingin membuktikan kepada Drupadi bahwa mereka memang telah ditakdirkan bersama. Bersama-sama mereka menggarisbawahi setiap kata CINTA dan BENCI dalam setiap buku yang ada di Kafe Marginalia tersebut, yang jumlahnya ratusan.

Dan hasilnya adalah:

CINTA 14.226 : BENCI 9484

Survey membuktikan kalau cinta itu dua pertiga lebih banyak daripada benci. Kesimpulannya secara statistik dan secara takdir, kita memang harus bersama, Drupadi

Bagaimanakah akhir kisah Aruna-Drupadi, silahkan membaca sendiri novel romantis ini, bagaimana sebuah marginalia telah mengubah 2 anak manusia =)

Kekasih tak begitu saja bertemu di suatu tempat, mereka sudah saling mengenal sejak lama
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for MY.
92 reviews13 followers
April 2, 2013
"Aku Yudhistira, aku Arjuna, aku Bima, aku Nakula Sadewa. Berapa Bharatayudha harus kujalani demi kamu, Drupadiku?"

Percayalah, kalimat pertama di belakang buku ini (saya gak sebut sinopsis karena novel roman populer sekarang ini banyak jualan sinopsis gak mutu yang menurut saya bukan sinopsis) bener-bener bikin saya jatuh cinta! Romantis sekaligus cerdas. Jarang-jarang, nih.
Awalnya saya cuma mencari yang juara 1 Romance Qanita karena penasaran, eh tapi terus di sebelahnya ada buku ini. Kovernya jauh lebih sederhana dan cantik, menarik, jadi saya ambil, saya balik dan baca kover belakangnya. Ah, sihir itu ada. (Tapi saya beli Seven Days juga kok :P)

Sebenernya sih tadinya gak mau kasih 4 bintang, soalnya penilaian asli itu 3,499. Hehehe. Tapi ya udah deh, gak papa.

Menurut saya sih bakalan lebih enak kalo novel ini ditulis dengan sudut pandang orang ketiga, biar gak bingung juga. Soalnya akuan Drupadi & Aruma nyaris serupa. Sama-sama mellow, sama-sama lembut, dan jujur aja, akuan Aruna lebih berasa kayak perempuan (akuan Drupadi juga kerasa perempuan). Mungkin karena yang nulis perempuan? Entahlah. Selain itu, sudut padang orang pertama ini bikin aneh karena di halaman 13 & 46 ada tertulis bahwa apa yang mereka lakukan saat itu akan membawa mereka pada sesuatu yang besar (roda takdir & kupu-kupu Lorenz). Pertanyannya: kok Drupadi & Aruna bisa tau? Emangnya mereka cenayang?
Intinya, (menurut saya yang sotoy ini) novel ini akan lebih rapih kalo ditulis dengan sudut pandang orang ketiga. Ya meski semua orang juga tahu menulis dengan sudut padang orang pertama bisa menggali feel yang lebih dalam...

Waktu melihat nama-nama yang ada di novel ini (via kover belakang buku) saya langsung menaruh harapan setinggi langit.
"Wah, bakalan keren nih!"
"Bakalan banyak pengetahuan tentang mitologi Hindu!"
"Gila, risetnya pasti bertahun-tahun nih!"
dsb dsb dsb
Ternyata enggak juga. ._.
Kecewa sih, sedikit. Tapi gak papa deh.

Kurang suka sama akhir cerita Inez. Terlalu cepat dan terkesan agak dibuat-buat. Ya namanya juga udah kebelet happy ending.....atau mungkin karena keterbatasan halaman? Entahlah.
Selain itu, terlalu banyak kejutan dan kebetulan. Bukannya saya gak suka apa gimana, saya juga tau kalo kebetulan adalah cara paling sederhana untuk membenangmerahkan segalanya. Tapi kalo kebanyakan juga....errrr.....jadi gimana gitu rasanya.
Saya udah cukup kaget dengan mengetahui bahwa Inez dulu mantannya Aruna. Oke. Eh terus ada lagi, Aruna pas nyanyi di mall abis diputusin Inez dan kebetulan didenger sama Dru yang juga baru disakitin Eran. Duh.
Kalo ini film mungkin bakal lebih smooth, karena bisa di-flashback-flashback sesuka hati. Masalahnya ini novel. Di awal sama sekali gak ada foreshadow kalo kejutan ini akan terjadi. Terus tiba-tiba muncul fakta-fakta mengejutkan ini. Rasanya jadi mengganjal, terkesan tiba-tiba.

Sisanya oke. Saya suka endingnya. Keren, romantis, rasional, dan unpredictable. :3
Saya juga suka cara Mbak Dyah bernarasi. Indah, tapi pas. Gak terlalu menye dan gak terlalu kasar.
Seandainya lebih banyak puisi Rumi yang dimasukin... <3

Sekian. Jangan marah ya, Mbak Dyah.
Sukses selalu. :D
Profile Image for Astrid Paramita.
175 reviews68 followers
March 31, 2013
Oke, kadang-kadang gw memang hopeless romantic. Suka banget sama kisah cinta yang magical gitu. Ada unsur-unsur serendipity di dalamnya. Cerita cinta ini, antara Aruna dan Drupadi, termasuk salah satu yang gw suka.

Gw suka karakter Drupadi, dia nggak seperti wanita pada umumnya yang cengeng karena cinta... (mungkin agak mengingatkan sama diri gw sendiri, ha!)

Di sisi lainnya, karakter Aruna memang lebih melankolis romantis, mungkin memang pas dengan profesi dia, tapi yang jelas pas untuk mengimbangi Drupadi.

The twists and the backgrounds are really nicely done! Looking forward to more Dyah Rinni's novels :)
Profile Image for Dian Hartati.
Author 37 books35 followers
April 16, 2013
Kematian mengawali kisah dalam buku ini. Serupa aku yang baru saja melewati masa-masa berkabung.

Ide dalam buku ini sangat unik. Marginalia. Menuliskan sesuatu di tepi buku lalu ada pembaca lain yang menuliskan kesan dalam margin yang sama seolah membalas tulisan sebelumnya.

- Kisah cinta yang tak pernah diduga.
- Kesan romantis yang timbul tenggelam.
- cara ungkap setiap tokoh yang meloncat-loncat membuat novel ini terasa bersemangat.
Profile Image for Orinthia Lee.
Author 12 books123 followers
July 9, 2015
Aku adalah Yudhistira
Aku adalah Arjuna
Aku adalah Bima
Berapa Baratayudha yang harus kualami untuk mendapatkanmu,
Drupadiku?

^ suka sama lirik ini xD

Secara keseluruhan ceritanya bagus. Cara bertemu lewat marginalia ini manis menurutku.
Sayangnya agak kurang puas dengan endingnya, kayak kecepetan gitu.
Profile Image for Esti.
110 reviews
March 22, 2013
Suka konsepnya, suka nama-nama tokohnya.
Indonesia banget :)
"Kekasih tak begitu saja bertemu di suatu tempat, mereka sudah saling mengenal sejak lama" - Rumi.
Inilah yang dulu suka disebut klik sama kakak iparku, dan sebelum aku bertemu si Ayah, aku tak pernah bisa menjiwainya :p
12 reviews1 follower
March 13, 2013
nggak percuma desek-desekan di stan Mizan saat IBF beberapa hari kemarin :D

good job, Mbak Dyah!
Profile Image for ijul (yuliyono).
811 reviews970 followers
April 14, 2013
3,5 bintang

---materi ngemsi siang ini. SUKA deh sama novel ini.
Profile Image for Ira Booklover.
688 reviews45 followers
July 18, 2017
Cerita tentang Drupadi, gadis realistis+dingin yang "kena batunya" karena sembarangan menulis marginalia disebuah buku.

Memang masalah apa sih yang bisa disebabkan oleh sebuah marginalia ?

Oh banyak. Setidaknya bagi Drupadi. Karena marginalianya tersebut ternyata membuat Aruna, seorang vokalis rock ngetop, jadi pengen mencekik si penulis marginalia.

Maka terjadilah perang marginalia....

Tapi itu dulu, sebelum Aruna bertemu langsung dengan Drupadi. Dan ketika melihat si pembuat onar itu untuk pertama kalinya, Aruna tiba-tiba tidak ingin marah-marah lagi. Wah wah... kenapa ya? ;-)

Hmmm...saya kurang bisa...errrr... terkoneksi dengan tokoh-tokohnya. Ga tau ya, kok berasa kurang pas aj gitu. Baik Aruna maupun Drupadi terkesan plin-plan bagi saya (catat, bagi saya loh ya ^^)

Terus saya kurang setuju juga dengan pendapat Padma tentang marginalia.

Tapi lumayan penasaran+tegang pas adegan konflik antara Aruna, Drupadi dan Inez.

At last, saya beri 3 bintang untuk buku ini. Terutama untuk kovernya yang cakep dan konsep pertemuan sepasang kekasih melalui marginalia-nya ^^

Oh ya, buku ini juga membuat saya ingat kalau saya punya buku puisi Rumi yang masih nongkrong manis ditimbunan. Jadi pengen segera baca, penasaran XD
Profile Image for Ayuningtyas.
76 reviews16 followers
August 11, 2015
Kehilangan kemampuan mereview. Aku cuma akan menyebutkan hal-hal apa saja yang ada di pikiranku setelah membaca buku yang kebetulan ada di rak meja kerja...lalalalala~~

Pertama, aku baru tahu ada yang namanya "Marginalia". Duh, ada ya yang tega nyoret-nyoret buku selain buku kuliah...apalagi buku kesayangan. Tapi memang ide tentang marginalia ini juga yang bikin aku tertarik baca lebih lanjut. Dan si "marginalia" serta awal mula pertemuan Aruna & Drupadi inilah yang membuatku merating buku ini dengan 3 bintang.

Kedua, buku ini ringan dan bahasanya enak dibaca. Nggak nemu typo. Cukup dua jam menghabiskannya.

Ketiga, dari segi tampilan: lucu bingit. Ukuran bukunya kecil, covernya cantik meski ilustrasinya agak nggak nyambung sama isinya. Hurufnya renggang-renggang, nggak bikin capek bacanya.

Lalu...

Tokoh-tokohnya.
Aruna: rocker yang melankolis abis. Kukira Padma itu cinta pertama dan satu-satunya, makanya dia se-mellow itu, eh ternyata
Drupadi: kelihatannya ingin digambarkan tegar, kuat, dingin, tapi kurang dingin. Masukin aja ke kulkas, Yu Dan jadinya malah melankolis juga seperti Aruna :"D
Inez: duh, karakter yang ini berhasil banget annoying-nya.

Oke, sampai halaman 190 aku menikmati novel ini. Sampai akhirnya, klimaks konfliknya..... terasa seperti cerita di FTV :"D Aduh, maaf. Maaf banget.
Profile Image for Ruth Munthe.
203 reviews159 followers
June 26, 2013
Marginalia
By Dyah Rinni

Jujur aku beli novel ini gara-gara rekomendasi @fiksimetropop di twitter tentang urutan baca novel qanita romance. Dan kata bang ijul, urutan yg paling bagus dari pertama itu marginalia, macaroon love, dan seven days (yg satu lagi ga disebutin, padahal setauku ada empat -_-). Dan jadilah saya berburu ke toko buku nyari novel ini, dengan harapan semoga ceritanya memenuhi ekspektasi saya.

And here i am. Finished the novel with smile rise in my lips. I love the story. Unique. Kisah cinta yg bermula dari perang marginalia. Yah walaupun teteup deh ngerasa si aruna kecepetan jatuh cintanya, but it doesn't matter at all. Bener-bener memenuhi ekspektasi saya. Thanks berat buat rekomendasinya bang ijul !!

Eh btw, buat kak dyah rinni, bikinin cerita buat si bad boy Juna dong. I like him XD
Profile Image for Nana.
405 reviews27 followers
April 19, 2013
Bintangnya digerogotin sama covernya yang nggak sesuai dengan isi cerita, background para tokoh utamanya yang kurang tergali, dan... gak tau, kurang mengena di hati aja.

Dua bintang buat layout novelnya yang bagus dan gaya berceritanya cukup enak diikuti. Seandainya nggak ada iming2 lomba dan deadline mungkin penggarapan novelnya bisa lebih maksimal.
Profile Image for Rez.
11 reviews
September 10, 2017
[Review Novel]

JUDUL : MARGINALIA
PENULIS : Dyah Rinni
GENRE : Roman
PENERBIT : Penerbit Qanita, 2013 [PT. Mizan Pustaka]

Satu kata bertuliskan CENGENG! Di kumpulan puisi Rumi kesayangan almarhum Padma membuat seorang Aruna murka, dan berkeras untuk menemukan cewek dingin berhati belatung yang menuliskannya, Drupadi. Cerita berjalan kocak, mengingat usaha Aruna sang vokalis Lescar, band rock yang paling diidolakan, dalam mencari Drupadi pengelola sebuah wedding organizer. Keduanya jadi saling membalas marginalia satu sama lain, hingga salah satunya memutuskan untuk bertemu.

“Tidak ada yang romantis, maupun ajaib tentang kehidupan.”—Drupadi.

Sepanjang cerita, saya seringkali dibuat terkikik sendiri dengan tingkah kekanakan Aruna, melawan hati dingin Drupadi. Pertengkaran mereka melalui marginalia yang ditulis pada kumpulan puisi Rumi juga unik. Bagi penggemar buku, tentu rasanya sayang jika bukunya di coret-coret. Namun melalui cerita ini, saya jadi punya sudut pandang lain. Mungkin, menulis marginalia itu seru juga. Bisa mengetahui pendapat orang lain tentang buku yang mereka baca. Suatu hari, saya jadi ingin punya buku sendiri dengan Marginalia. Jadi terkenang dulu saat SMA punya hobi coret-coret buku paket, bukan hanya berisi ringakasan catatan tapi juga curhatan ^_^.

Penulisan novel ini menggunakan POV1 dari sudut pandang Aruna dan Drupadi, cara penyampaiannya terasa pas hingga saya (sebagai pembaca) menikmatinya. Namun, pada beberapa bagian saya merasa Aruna terlalu feminin, dan untuk seorang rocker saya tidak menyangka bahwa Aruna memiliki hati yang lembut. Saya akan memasukkan Aruna pada katergori cowok langka ^_^. Saya menyukai karakter Drupadi sebagi perempuan yang kuat dan tegas pada prinsipnya. Meski, pada akhirnya ia juga harus memilih mempertahankan prinsipnya atau cintanya ^_^. Penggunaan alur maju dengan sedikit flashback juga dikemas dengan baik, hingga tidak menimbulkan kebingungan. Pemilihan diksinya juga manis, mengingat novel ini bergenre romansa, namun bahasa yang digunakan tidak terlalu puitis, cenderung ringan dan sederhana. Tidak heran jika novel ini merupakan pemenang kedua lomba penulisan romance Qanita.

Bagi pecinta novel romansa, cerita tentang perjuangan mendapatkan cinta sejati ini layak menjadi salah satu koleksi kalian. Sayangnya, buku ini sudah cukup langka karena terbitan 2013. Jadi, bagi kalian yang ingin membacanya semoga kalian beruntung mendapatkannya ^_^.

#Fiction_Class_For_Beginer
#CloverlineCreative
Day 10/30
rezresi.
Profile Image for Maria Triwiyani.
6 reviews2 followers
October 18, 2016
Marginalia...
Jujur, sudah lama aku mencari novel ini. Atas rekomendasi teman untuk membaca sebuah judul yang justru mengantarkanku tertukar membaca judul yang lain, dan sangat mengecewakan. Tapi akhirnya dapat juga, langsung dari penulisnya hehehehe
Okay, back to the book :)
Chapter pertama langsung menarik perhatianku, seorang bintang rocker sebuah band, Aruna Lescar Jujur, mataku agak hijau dengan cerita yang bertokohkan penyanyi band hehehehe. Kemudian tokoh utama berikutnya, seorang wanita yang memiliki sebuah wedding event orginizer, Drupadi.
Dari situ mengalir kisah siapa Aruna dan siapa Drupadi. Dua tokoh utama yang dipertemukan bagai sebuah kajaiban. Satu karena membutuhkan keajaiban untuk dapat melepaskan masa lalu, dan yang satu seakan masa bodoh dengan adanya keajaiban.
Dan Kafe Marginalia menjadi tempat takdir mereka bertemu.
Kemunculan kafe marginalia juga sedikit menarik, sebuah kafe yang mungkin sebelumnya merupakan toko buku harus beralih fungsi menjadi sebuah kafe. Dan entarh mengapa, penggambaran kafenya langsung membawaku ke film Harry Potter, saat Hary untuk pertama kalinya masuk ke toko tongkat sihir, mencari tongkat sihir pertamanya. Begitu tua, begitu mesterius, dan memiliki nyawa untuk menarik siapapun yang memang memiliki takdir bersama Marginalia. Ditambah dengan dua pemiliknya yang justru membawaku melihat sepasang suami istri Hippies (maaaaaffff)
Sebuah kisah romansa yang segar antara Aruna dan Drupadi. Sama-sama mencari arti cinta, sama-sama mencoba mencari obat dari rasa sakit akan sebuah cinta.
Dibumbui dengan gaya bicara antara anggota Lescar yang sesekali membuatku terkikik geli.
Nama-nama pewayangan sebagai nama para tokohnya pun, cukup unik.
Overall, i like it :) it fresh and crunchy for a romance story :)
Keep the good work, Mbak :) kukoleksi novel-novelmu hehehehehe :)
Profile Image for Erika Reieru.
124 reviews15 followers
November 28, 2022
Dari baca novel bintang 4, turun drastis jadi 2 bintang. Mungkin ini efek setelah baca interlude yg sama-sama nyeritain anak band. Beda alirannya beda siih.
Cuma di novel yg ini penulis buatnya jadi dua POV dari kedua tokoh utamanya. Drupadi dan Aruna. Cuma sayang, saya gak merasakan ada perbedaan cara penulisan POV-nya, jadi saya merasa hanya ada satu POV saja. Terkadang POV-nya Aruna tuh gak seperti penuturan seorang cowok rocker. Deskripsinya itu terlalu apa ya, terlalu lebay dan mendayu-dayu.
Tokoh Drupadi yg berumur 32 pun terasa seperti sifat anak kuliahan yg umurnya 20an, terlalu malu-malu saat berinteraksi dengan Aruna. Menurut saya sifatnya tidak terlihat seperti seorang wanita karir. Gak kerasa sifat dewasanya.
Konfliknya pun terlalu biasa, dan penyelesaiannya pun hanya seperti itu. Terlalu mudah untuk diselesaikan setiap konflik yg timbul di novel ini.
Terkadang saya merasa tertipu oleh sampulnya yg negitu indah dan eye catching. Yaah, ya sudah lah ya. :)
Profile Image for ahmad.
188 reviews4 followers
February 13, 2018
ini novel tipis, namun begitu tanpa celah, apapun deh
plotnya, penokohannya, diksinya, dialognya, setting, konfliknya, semuanya sangat memukau.

pantas jika diganjar menjadi juara dua lomba penulisan romance qanita.

kisah Aruna Drupadi memberi tahu kalau cinta sendiri bisa tumbuh bahkan dari sebuah kebencian sekalipun. salut buat penulis, Dyah Rinni.
Profile Image for Ririn.
723 reviews4 followers
August 3, 2014
What you seek is seeking you. ~Rumi

Sebenarnya sudah agak lama membaca buku ini, tetapi karena kesibukan yang luar biasa (baca: nonton serial) akhirnya baru sempat menuliskan review singkat berikut ini. Sebenarnya mau narsis dikit saya punya buku yang sudah ditandatangani penulisnya, tapi apa daya pencahayaan kamar ndak bagus jadi hasilnya tidak meyakinkan :P *ngeles*

Kekuatan utama novel-novel Dyah adalah karakterisasi yang kuat. Coba baca serial detektif Detektif Imai karyanya. Walaupun tokohnya lama-kelamaan semakin banyak, tapi karakterisasi yang unik dan beragam membuat saya betah membacanya. Malah kadang saya suka mengabaikan kasusnya atau berharap tidak terlalu cepat terpecahkan supaya tetap bisa berlama-lama membaca tingkah polah karakter2 rekaan Dyah (hayah, bahasanya...)

Seperti biasa reviewnya jadi ngalor ngidul.

Marginalia adalah catatan di pinggir buku, alias coret2an yang kita buat di pinggir buku yang kita baca. Dulu saya suka bikin marginalia di buku teenlit yang saya beli, hehe... isinya cela-celaan sih kebanyakan karena bahasanya yang amburadul atau plot yang super bloon. Itu termasuk marginalia bukan yah?

Lanjut!

Marginalia dikisahkan dari dua POV tokoh utamanya, sang hero Aruna dan heroine Drupadi. Aruna yang bintang rock bertemu Drupadi si wedding organizer melalui marginalia di sebuah buku Rumi. Aruna yang menurut saya berhati Rinto banget murka karena Drupadi menyebut cengeng marginalia di buku Rumi yang ditulis oleh pacar Aruna, Padma, yang sudah meninggal. Padahal menurut Aruna itu tuh romantis bingit gitu looh tapi Drupadi menyebutnya cengeng! (I like her already)

Karena Aruna menganggap si penulis Marginalia menghina kenangan Padma, akhirnya ia pun memburu si penulis dan berniat menuntutnya minta maaf. Naah, di sinilah mulai saya mengerutkan dahi. Ketika melihat sosok Drupadi, Aruna langsung merasa dag dig dug. Baginya, Drupadi adalah sosok seorang ratu turun dari takhtanya (kutipan langsung dari halaman 108). TUNGGU DULU ARUNA!!!!! Di sinilah saya merasa adanya kejanggalan. Aruna yang mati-matian mencintai Padma, merasa kenangannya diinjak-injak oleh marginalia menyakitkan Drupadi, langsung merasa ketertarikan pada si monster jelek itu??? WHAT EVEN. Oke, Aruna pun merasa janggal sehingga ia kemudian membuat paragraf denial:

'Namun bagaimana mungkin aku marah padanya setelah mengetahui sosok aslinya? Lagi pula, bukankah ia sama sepertiku, menyisihkan waktu untuk datang ke Kafe Marginalia untuk menulis?'

Menurut saya, novel ini menderita dari keterbatasan halaman. Hubungan kisah kasih mesra (halah!) antara Aruna dan Drupadi terkesan terlalu cepat. Seharusnya ada dua bab (!!) yang didedikasikan khusus untuk marginalia mereka. Bukankah itu yang mempertemukan mereka? Perdebatan mereka lewat marginalia terus terang menarik bagi saya. Dari situ kita bisa lihat bahwa Aruna kekanak-kanakan dan cengeng (menurut saya) sedangkan Drupadi adalah pribadi yang mandiri dan dewasa dan angkuh (she's my favorite!). Memang tidak ada salahnya menyelesaikan konflik dengan cepat. Hal paling menyebalkan dalam kisah romance adalah kesalahpahaman berpanjangan dan juga konflik yang diada-adakan. Dalam buku ini, plot memang berjalan cepat, bahkan terlalu cepat sehingga tidak ada periode mendamba dari pihak pembaca XD itu lho perasaan yang berkata 'get together already!!!'

I still love this book, and hoping for more romance from Dyah Rinni, dengan halaman yang lebih banyak... saking bagus karakterisasi dan penulisannya sampe buku ini saya baca dengan cepat (padahal saya pembaca siput XD)

Recommended!
Profile Image for Atria Dewi Sartika.
115 reviews10 followers
September 11, 2013
Pengejaran saya atas novel-novel pemenang Lomba Penulisan Romance Qanita masih terus berlanjut. Setelah memulainya dengan membaca Macaroon Love. Pengejaran saya berlanjut ke Seven Days dan kini Marginalia. Harus saya akui bahwa kualitas-kualitas cerita roman yang menjadi pemenang lomba ini memang bagus. Saya jadi kasihan pada jurinya yang pasti kebingungan dalam menetapkan pemenang.

Marginalia adalah sebuah istilah yang merujuk pada sebuah kegiatan membuat catatan pinggir. Setelah mengetahui makna kata ini, maka kita bisa menebak bahwa konflik yang terjadi dalam novel ini pastilah ada hubungannya dengan catatan pinggir yang dibuat oleh pembaca pada sebuah buku.


Kisah ini berputar dalam kehidupan dua tokoh yakni Drupadi dan Aruna. Semua bermula dari Marginalia yang dibuat oleh Drupadi dengan terpaksa. Marginalia itu ia tulis demi memperoleh kesepakatan dengan pemilik Kafe Marginalia, sebab ia berusaha melobi agar Wedding Organizer yang ia kelola bisa menggunakan tempat itu sebagai venue. Ini semua karena keinginan sepupunya yang sekaligus musuh utamanya, Inez. Seandainya bukan karena Luna Nueva, Wedding Organizer milik Drupadi, membutuhkan Inez dan teman-temannya sebagai klien maka ia tidak akan mau terus menerus mengikuti semua keinginan Inez yang sangat hobi menggonta-ganti planing.

Namun ternyata Marginalia yang dibuat Drupadi membuat seseorang marah. Aruna, vokalis band rock Lescar, marah atas Marginalia singkat yang dibuat Drupadi. Drupadi menulis “Cengeng!” di dalam buku kumpulan puisi Rumi. Buku itu bukan buku biasa bagi Aruna. Buku ini berisi kenangan tentang ia dan Padma, kekasihnya yang setahun lalu meninggal dunia. Seandainya buku itu tidak menyimpan kenangan sedalam itu, maka marginalia Drupadi tidak akan dirisaukannya. Akhirnya terjadilah perang Marginalia di antara keduanya.

Hingga akhirnya mereka bertemu dan Aruna jatuh hati pada Drupadi. Namun sayangnya hati Drupadi telah beku. Ia tidak lagi percaya pada cinta. Ia tidak percaya pada keajaiban. Karenya ia pun menolak ketertarikan yang terjadi antara dirinya dan Aruna. di tengah pusaran perasaan di antara keduanya, hadir masa lalu mereka berdua yang membuat kebersamaan mereka semakin sulit terjadi. Konflik meluas hingga pertikaian Drupadi dan Inez ikut memperburuk kondisi.

Lantas sanggupkah Aruna meyakinkan Drupadi? Bisakah luka Drupadi terobati? Akankah Drupadi memberi kesempatan bagi perasaannya dan perasaan Aruna untuk berkembang? Konflik di dalam novel ini menarik untuk diikuti. Tokoh Padma hanya mampir sejenak di dalam novel ini. Padma menjadi kunci awal bagi pertemuan Drupadi dan Aruna.

Buku ini mencoba menceritakan bahwa ada sebab-akibat dalam sebuah kejadian. Tidak ada kejadian tunggal. Sesuatu hal yang terjadi pasti mempengaruhi dan dipengaruhi oleh kejadian lainnya. Dan di tengah lingkaran kejadian itu, sebuah keajaiban mungkin saja terjadi. Ini mirip dengan nilai yang berusaha diceritakan dalam buku The Five People You Meet in Heaven karya Mitch Albom.

Nah, kalau harus memberi nilai pada buku ini pada saya memberinya nilai 8 karena didukung pula oleh sampul buku yang menarik dan lucu. Selain itu bentuknya yang kecil jauh lebih mudah untuk dibawa-bawa (^_^)v
Profile Image for Viktoria.
135 reviews1 follower
November 8, 2014
GYAAAAAHH.
Kenapa ya, saya selalu suka tulisannya Mbak Dyah Rinni ini? Oke, saya suka sejak saya baca Unfriend You, dan akhirnya memutuskan berani memesan Marginalia ini melalui toko buku online karena entah kenapa sudah nggak tersedia di toko buku sekitar sekaligus karena penasaran seperti apa Mbak Dyah menulis cerita roman.

…………dan hasil penasaran saya hingga mengejar karya-karya Mbak Dyah Rinni ini? Saya nggak kecewa, hoho.

Mulai dari penamaannya. Oh, unik banget! Saya sampe penasaran dengan tokoh Arjuna dan Drupadi dan mencari cerita aslinya. Jodoh banget ya dari nama doang. Andai dari nama aja bisa ketahuan jodohnya #eh

Kemudian, karakternya. Aruna digambarkan seorang musisi dan kita tahu bahwa jalan hidup musisi itu keras dan beberapa orang di novel ini digambarkan kurang mempercayakan masa depannya jika harus hidup bersama dengan musisi (seniman). Drupadi juga tidak berasal dari keluarga kaya dan finansialnya terbatas. Ya, keduanya pernah membangun impian dari bawah perlahan-lahan, mengalami masa-masa berat dan tertekan sebelum akhirnya mimpi mereka terwujud—intinya, jalan hidupnya semulus dan seindah tokoh novel kebanyakan. Ini sekaligus mengajarkan bahwa untuk mencapai impian, dibutuhkan kerja keras dan perjuangan.

“Kamu itu rocker. Aku tahu seperti apa hidup kalian. Kalian seperti bunga yang mekar, indah untuk sesaat, kemudian layu. Rasa sepi karena ditinggal tur yang panjang, terkurung dalam studio selama berbulan-bulan untuk membuat album, fans yang gila, belum lagi segala macam gosip, narkoba, seks…”


Terus, narasinya asik untuk diikuti. Benar-benar mengalir aja. Tapi saya agak gimanaaa gitu (apa ya, okelah sebut saja saya kecewa) ketika Aruna dengan cepatnya jatuh cinta pada Drupadi—it’s like love at the first sight. Atau memang itu tujuannya? Hati emang nggak bisa diatur sih. Tapi, ya, kemana beberapa halaman sebelumnya yang seolah menegaskan Aruna hancur banget dan nggak bisa move on dari mantannya?

Untungnya, kekecewaan saya terbalas dengan alunan cerita berikutnya yang tetap asik dan ‘nagih’. Dan nilai tambah lainnya: novel ini banyak banget quotesnya! Entah kenapa, kata-kata yang biasa aja yang ada di narasi pendek atau sekadar di dialog bisa dijadikan quotes, soalnya ini membahas cinta banget. Sekadar pernyataan cinta pendek aja jadi unyu gini, HEHE.

“Dru?”
“Apa?”
“Aku mencintaimu.”


Sebenarnya ada kekecewaan lainnya. Ada sedikiiit adegan di akhir yang menceritakan sesuatu yang tersembunyi selama ini. Memang sih, ada beberapa potongan ‘bagian yang tersembunyi’ itu diceritakan sebelum-sebelumnya, tapi kurang greget aja menurut saya. Tapi udah kok, itu aja. Sisanya oke :)
Ah ya, fix lah saya jadi penggemar baru mbak ini.

PS: Suka banget karakter Drupadi. Biarpun dingin, tough, tapi dia anggun dan nggak cengeng.

Aku membutuhkan waktu lama untuk mengerti alasan mengapa kamu harus pergi. Mengapa aku harus kehilanganmu, mengapa Tuhan merobek jiwa yang telah bersatu denganku. Tetapi sekarang aku mngerti bahwa kamu adalah bagian dari rencana besar Tuhan. Kamu adalah bagian dari perjalananku, perjalanan menuju cinta yang lebih besar. Dan untuk itu, aku berterima kasih padamu.
Profile Image for Caca Venthine.
372 reviews10 followers
February 24, 2014
MARGINALIA.. Pasti sebagian orang termasuk gue bingung sama arti kata ini. Yang ternyata artinya catatan di pinggir buku. Jadi tuh tiap halaman, kita tulis di pinggiran gitu,ya serah sih lo mau nulis apaan juga..

Dan ini buku ke2 kak Dyah Rinni yang gue baca setelah Unfriend You ^^

Ceritanya gimana?

Aruna: seorang rocker yang patah hati karena ceweknya meninggal, almarhum ceweknya ini seneng banget bikin marginalia di salah satu buku puisi yang terdapat di kafe Marginalia. Jadi setelah ceweknya meninggal, dia balikin buku ini ke pemiliknya di kafe Marginalia itu..

Drupadi: cewek yang punya wedding organizer yang terancam bangkrut karena uangnya dibawa kabur oleh salah 1 karyawannya. Nah Inez, sepupunya ini bantuin Dru dengan memakai jasa wedding Dru ini buat penikahannya. Yang gk disangka ternyata Inez ini mantannya Aruna..

Terus gimana Aru dan Dru bisa ketemu? Tanpa sengaja mobil Dru mogok, dia ditemani oleh asistennya yang bernama Chiya. Mogoknya ini gk jauh dari kafe Marginalia jadilah mereka berdua mampir ke kafe tersebut. Kafe ini disebut Marginalia karena diisi dengan ribuan buku yang berisi marginalia dari pengunjung2nya. Si Dru ini juga ngisi, namanya takdir ya dari ribuan buku yang ada disitu dia milih buku puisi yang bekas mantan Aruna yang udah meninggal itu.. Dru baca-baca gitulah, trus dia nulis CENGENG.. Nah udah gitu si Aru ini yang ternyata baca jadi gk seneng. Jadilah mereka ini slaing perang marginalia.. Nanti Dru mampir ke kafe itu,trus nulis balesan marginalia nya Aru, begitu pun sebaliknya. Sampe akhirnya kesabaran Aru abis, mulailah dia nyari2 si Dru ini..

Gk mudah nyari Dru, ditambah dia pun sibuk karena manggung sana sini. Maklum band nya ini lagi naik daun gitu kan. Jadi yaudalah intinya mereka ketemu gitu sih. Yang gk disangka-sangka mereka ternyata saling suka, hanya aja ada hambatan dari Inez.. Inez ini jahat banget, dia masih cinta sama Aru dan maksa Aru balikan lagi sama dia, jelas2 si Inez ini kan mau nikah. Oke jadi gimana? Nah mulailah konfliknya disini. Inez ngancem Aru untuk ngancurin usaha WO nya Dru, Aru yang cinta sama Dru kahirnya ngalah. Dia mau nerima Inez asal WO nya Dru jangan diganggu2 gitulah. Jadi yauda deh Dru patah hati..

Ya intinya gitu sih, tetep aja endingnya mereka sama-sama juga. Inez balikan lagi sama calon suaminya, dan Dru pacaran sama Aru..

Oke, novel ini salah 1 lomba Qanita gitu ya dari Mizan, eh bener gk sih? Ya pokoknya lomba apa pun itu gue kurang ngerti, yang jelas gue juga udah baca yang pemenang pertama: Macaroon Love atau Love Macaroon gitu gue lupa lah.. Nah gue Cuma mau bilang, entah kenapa gue lebih suka sama cerita pemenang ke2 ini dibanding yang pertama. Ceritanya lebih enak dan ngalir gitu aja. Dan termasuk cepet sih baca ini, cuma 3 jam ajalah.. Karena tiap lembar selalu dan selalu dibikin penasaran ^^

Ide yang ditawarin disini pun unik banget ya, dipertemukan hanya karena sebuah marginalia. Salut sama ide cerita kak Dyah ini. Sukses terus ya kak.. 3,5 stars ^^
Profile Image for Just_denok.
366 reviews6 followers
April 12, 2015
3,5 bintang sebenarnya :)

Beli novel ini karena nama tokohnya mengingatkan saya pada tokoh pewayangan, dan kalimat " Aku Yudhistira, aku Bima, aku Nakula Sadewa. Berapa Baratayudha harus kujalani demi kamu Drupadiku?", suka sekali dengan kalimat itu heheh..

Novel ini meceritakan tentang Drupadi, seorang wanita yang tidak percaya dengan keajaiban. Dan percaya bahwa dunia memiliki aturannya sendiri. Sampai akhirnya dia menemukan cafe yang bernama cafe Marginalia. Sebuah cafe yang menyediakan banyak buku dan pengunjung diperbolehkan untuk mebuliskan catatan atau kesan saat ia membaca tulisan di buku itu. Salah seorang pemilik cafe sangat percaya pada keajaiban. Dan ia percaya bahwa buku itu hidup. Bisa membagi kisah kepada orang lain. Karena suatu hal Drupadi harus menuliska sebuah marginalia di salah satu buku, dan dari beribu buku disitu, terpilih buku puisi Rumi. Buku yang membawa Aruna kepada Drupadi. Bagi Aruna, Marginalia yang dibuat Drupadi, merusak kenangan yang dibuat Padma pada Puisi Rumi. Tapi siapa sangka ketika bertemu Drupadi, bukan kemarahan yang ia rasakan, melainkan perasaan hangat yang merambati hatinya yang beku setelah ditinggal Padma. Dua orang yang sama2 pernah mengalami kegagalan cinta di masa lalu.

"Mungkin Tuhan tahu ada dua hati yang sama2 dilukai oleh cinta dan satu-satunya cara untuk menyembuhakan hati keduanya adalah dengan ,empertemukannya"

Ketika keduanya mulai membuka membuka jalan untuk cinta itu, cobaan datang. Akankah keduanya menyerah pada takdir atau malah berjuang untuk cinta mereka?monggo dibaca novel nya mbk Dyah Rinni ini.

Jeng,,jeng...awalnya saya udah underestimated dulu pada novel ini karena bukunya kecil dan ukuran font nya cukup besar, berarti ceritanya cukupsingkat dan bakal lewat begitu saja. Dan saya salah besar. Hihi. Novel imut ini meberikan cerita yang cukup mengena di hati. Ide tentang marginalia di novel ini cukup fresh, walaupun jujur saya nggak bakal ijinkan siapapun corat coret di novel saya,kecuali tanda tangan penulis :). Adanya dua POV di novel ini, membuat saya tau apa yang dirasakan oleh Dru maupun Ren. Bagaimana tidak percaya nya Dru akan keajaiban, serta apa yang dirasakannya di masa lalu yang mebuat hatinya terluka. Lalu bagaimana usaha Ren untuk meluluhkan hati Drupadi dan membuatnya percaya bahwa keajaiban itu realistis. Mbk Dyah jago deh bikin konflik dan penyelesaian yang nendang banget di novel ini. Walaupun sosok Aruna agak sedikit mendayu di novel ini, saya nggak bakal nolak dicintai dengan cinta yang Aruna milikki. Hmm..good job mbk :)
Profile Image for Nora Apriyani.
151 reviews
January 3, 2017
Kekasih tak begitu saja bertemu di suatu tempat, mereka sudah saling mengenal sejak lama (Rumi).

Sendiri aku sempurna. Bersama-sama, kami menciptakan keajaiban (hal. 288).

*********

Tahukah kamu makna dari Marginalia? Marginalia memiliki arti catatan pinggir. Catatan yang kadang-kadang ditulis oleh sebagian orang ketika mereka membaca suatu bacaan, dan bacaan tersebut meninggalkan sebuah kesan hingga mereka ingin menandainya, baik dengan menggaris bawahi kata-katanya atau menulis komentar di sampingnya, atau bisa jadi keduanya.

Hal ini lah yg menjadi kebiasaan Padma. Tapi sayang Padma meninggal dalam sebuah kecelakaan pesawat. Dan demi mengenang Padma yg menyukai buku-buku Rumi dan sering memberikan marginalia di dalamnya, Aruna sang kekasih pun akhirnya meletakkan buku itu di sebuah cafe yg juga bernama Marginalia - cafe yang juga menyediakan buku-buku selain kopi dan makanan.

Tapi ternyata marginalia Padma mendapat balasan dari pengunjung yg lain. Pengunjung itu mengatai Padma cengeng di marginalia nya. Aruna pun geram dan ingin memberinya pelajaran. Setelah dengan berbagai usaha, akhirnya Aruna menemukan siapa pelaku penulis marginalia yg kasar itu yang sampai Aruna beri gelar 'berhati belatung'. Dia adalah Drupadi, perempuan cantik, pintar, dan mandiri. Hanya saja Drupadi tak pernah percaya dengan keajaiban bahkan dengan yg namanya cinta. Namun keajaiban justru baru saja dimulai. Tepat di saat Aruna ingin memberikan pelajaran kepada orang yg sudah menjelek-jelekkan Padma, di saat itu pula ia jatuh cinta dengan Drupadi.

Semua menjadi semakin rumit tatkala kisah cinta ini melibatkan banyak orang, terutama Inez - musuh bebuyutan sekaligus sepupu Drupadi.

*********

What a good story.. ga heran kalo cerita ini menjadi pemenang (kedua) di lomba penulisan romance qanita. Ceritanya sedikit rumit namun asik. Ide ceritanya juga unik, tentang marginalia. Akhirnya bales2an komen di buku. Lebih ke celaan sih sebenernya drpd komen. Trus karena ga tahan akhirnya pingin langsung ketemu orangnya eh malah jatuh cinta. Dan ternyata mereka tuh berdua pernah... ah baca sendiri aja ya. Bukunya ukuran kecil jadi walaupun berjumlah 304 halaman tapi sebentar juga kelar koq bacanya asal ga diganggu yang lain. Dan hati2 setelah baca ini, mungkin kamu bakalan sedikit susah move on dari karakter Aruna dan Drupadi. Yah.. setidaknya itulah yg saya alami sekarang.
Profile Image for Pradnya Paramitha.
Author 19 books459 followers
September 15, 2013
MARGINALIA

Pertama kali aku membaca judulnya, aku langsung terbayang kehidupan urban. tentang golongan marjinal yang terpinggirkan. Jadi aku berasumsi ini adalah kisah tentang kaum marjinal yang tidak biasa. mungkin aku akan menemukan kehidupan jalanan, atau tahanan politik atau semacamnya.
Lalu ketika aku membaca sinopsisnya, okaay. ini novel romance. tapi aku masih berasumsi ini kisah cinta orang-orang dengan latar belakang marjinal. dan setelah aku membaca beberapa halaman, hmm, o-kay, marginalia adalah nama kafe. kafe yang mempertemukan dua tokoh utama. Drupadi si wedding organiser yang diputusin pacarnya setelah 2 tahun berhubungan dan Aruna si rocker (kayaknya) terkenal yang belum bisa move on dari pacarnya yang udah meninggal. nggak ada kehidupan urban. nggak ada kaum-kaum marjinal. anti-klimaks.

ternyata marginalia, dari kata margin, adalah kegiatan membuat catatan di pinggir sebuah buku. glek. jauh amat yak, hahaha.

menyimak kisah cinta Dru dan Aruna, aku agak merasa sayang dengan penokohan Aruna. dalam pikiranku, beliaunya agak terlalu melankolis dan lembek untuk seorang bintang rock. bener kata Dru, Aruna selalu lebay. Mbak Dyah sukses dalam membuat karakter Aruna menjadi kekanak-kanakan dibanding Dru, which is menurutku bener banget karena Aruna memang 5 tahun lebih muda dari Dru. dan itu stabil sampai akhir. itu hebat banget! tapi tapi tapi menurutku rocker yang melankolis itu sungguh...ah sudahlah! mungkin aku yang terlalu subyektif. kan udah dibilang di buku, rocker juga manusia. okay, end of discussion! XD

keberatan keduaku adalah mengapa oh mengapa, di akhir-akhir sosok inez justru memainkan peran yang lebih besar dalam hubungan dru-aruna. sementara di awal, sosok padma sungguh mendominasi. enggak apa-apa sih, cuman nggak ketebak banget.

by the way, aku suka banget lagu Aruna untuk Drupadi.
aku adalah yudhistira
aku adalah arjuna
aku adalah bima
berapa baratayudha yang harus kualami untuk mendapatkanmu, drupadiku?

oh aruna, seandainya kamu nggak melankolis!
Profile Image for Hayati.
245 reviews
July 11, 2013
"Hati adalah tempat yang paling dalam; dalam eksistensi manusia. Dan saat manusia tengah bercerita tentang rahasianya, memperlihatkan lukanya, saat itu juga manusia tengah memperlihatkan jiwanya yang paling murni"

Aruna dan Drupadi adalah termasuk orang-orang yang tidak percaya akan keajaiban. Keduanya pernah mengalami patah hati, yang satu kehilangan orang yang di cintainya dan menganggap dirinya seorang pembunuh sedangkan yang satunya tidak percaya pada yang namanya cinta karena telah 2x mengalami patah hati sehingga hatinya sudah tertutup untuk makhluk yang bernama laki-laki. Tapi ketika suatu takdir mempertemukan mereka di sebuah kafe bernama "Marginalia" membuat mereka berpikir ulang tentang pendapat mereka mengenai keajaiban tapi saat mereka sudah mulai memiliki perasaan kepada satu sama lain, rahasia dari mereka masing-masing harus terkuak. Akan tetapi di balik terkuaknya rahasia kelam mereka masing-masing ternyata sebelum bertemu di Marginalia takdir tenyata telah mempertemukan mereka jauh sebelum mereka bertemu saat ini "Kekasih tak begitu saja bertemu di suatu tempat, mereka sudah saling mengenal sejak lama." Apakah mereka bisa menyelesaikan cerita dengan ending yang nice? Silahkan di baca selengkapnya ^^,

Ini adalah review pertamaku di tahun 2013 HORRREEEE!!! setelah beberapa waktu sedang tidak dalam mood untuk mereview (?) novel ini berhasil mengembalikan mood mereview ku >< Komentarku untuk novel ini adalah... Aku suka covernya, suka judulnya yang unik dan bikin penasaran serta suka ceritanya. Tapi sayangnya saat akan mencapai akhir aku merasa ceritanya mulai sinetron sehingga membuat aku memberikan 3 bintang untuk novel ini. Selain itu tokoh Padma tidak di gambarkan seperti apa padahal aku begitu penasaran dengan sosok Padma dan ingin mengenalnya. Walaupun begitu penulisan mbak Dyah yang enak di baca membuat saya ingin cepat2 menamatkan novel ini. Good story :)
Displaying 1 - 30 of 63 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.