What do you think?
Rate this book


400 pages, Paperback
First published March 12, 2015
“Namanya Seli, usianya 15 tahun, kelas sepuluh. Dia sama seperti remaja yang lain. Menyukai hal yang sama, mendengarkan lagu-lagu yang sama, pergi ke gerai fast food, menonton serial drama, film, dan hal-hal yang disukai remaja.
Tetapi ada sebuah rahasia kecil Seli yang tidak pernah diketahui siapa pun. Sesuatu yang dia simpan sendiri sejak kecil. Sesuatu yang menakjubkan dengan tangannya.
Namanya Seli. Dan tangannya bisa mengeluarkan petir.”
Satu kata di pikiran saya saat selesai membaca Bulan: Overrated. Buku pertamanya, Bumi, cukup bagus, cukup untuk membuat saya tertarik membaca Bulan. Tetapi, hasilnya sangat mengecewakan.
Bumi membawa kita melalui dunia – dunia paralel yang terhampar di atas bumi. Walaupun masih banyak kekurangan, Bumi memberikan Bulan tempat untuk perkembangan karakter dan memberikan penjelasan lebih lanjut tentang dunia – dunia tersebut.
Dalam buku ini terdapat 4 klan; Bumi, Bulan, Matahari dan Bintang, dengan dunianya masing - masing. Di buku pertama pembaca diajak untuk menjelajahi dunia Bulan yang indah dengan teknologinya yang maju. Pada buku kedua ini kita diperkenalkan dengan dunia Matahari dimana orang – orang tinggal diatas awan dan alam dibawah tidak terjamah. Konsep ini dihancurkan oleh worldbuilding yang jelek. Banyak sekali detail yang terlewat dan penjelasan yang kurang sehingga dunia Matahari ini sulit dibayangkan dan kurang realistis.
Klan Matahari memiliki teknologi yang kira – kira sama majunya atau bahkan lebih maju dari Klan Bulan, tetapi uang yang mereka gunakan berbentuk seperti kelereng. Di Bumi yang teknologinya masih kurang, pembayaran bisa dilakukan dengan sekali tekan. Mengapa di Dunia Matahari dimana teknologinya 1000 – 2000 tahun lebih dulu dari Bumi kembali menjadi sistem mirip barter? Terlebih lagi uang berbentuk kelereng sangatlah tidak praktis.
Hal - hal sederhana seperti ini terabaikan oleh penulis padahal detail sekecil ini memiliki pengaruh besar dalam pembentukan dunia dalam buku ini.
Masalah lain dari buku ini adalah penjelasan yang tidak realistis. Salah satunya adalah mengenai teknologi sepatu yang dapat mengapung di air.
"Bagaimana cara Ily bisa berlari diatas permukaan air?
Aku ikut meloncat keatas permukaan danau setelah menekan tombol. Sepatu kami didesain Ilo persis seperti pelampung (yang berukuran kecil berbentuk sepatu). Itu membuat kami bisa berdiri diatas permukaan air"
Konsep dari seri ini orisinil dan menarik, dengan banyak ruangan untuk berimajinasi sayangnya. penjelasannya sangat kurang dan banyak detil yang ditinggalkan. (4/10)
Dalam buku kedua ini kita dibawa mengelilingi Klan Matahari dalam Kompetisi Festival Bunga Matahari. Apakah ini relevan terhadap plot utamanya? Tidak, ini tidak menambahkan apa – apa pada jalan cerita yang dibuat sepajang buku Bumi. Satu – satunya bagian yang relevan di buku ini adalah akhirannya. Buku kedua ini seperti apa yang disebut filler dalam sebuah acara televisi.
Terlepas dari itu, plot dalam Bulan kurang memuaskan. Terlalu halus, walaupun banyak terjadi konflik. Dari hampir setiap konflik yang mereka lewati, kebanyakan terselesaikan lewat kejadian yang kebetulan terjadi. Terlalu banyak kebetulan. Mereka berempat adalah yang disebut beruntung. Apapun yang terjadi pasti akan berakhir baik sehingga adanya konflik menjadi pointless.
Seperti konsepnya, plot di buku ini sulit dipercaya. Seorang nenek yang langsung membantu tanpa bertanya – tanya, menumpang di kapal seorang nelayan hanya dengan bayaran tebak – tebakan. Ditambah dengan banyaknya kebetulan, plotnya menjadi tidak realistis dan cliché
Buku ini sebenarnya memiliki plot yang memikat walaupun mudah ditebak dan membuat pembaca ingin terus membalikan lembar buku jika pembaca tidak punya masalah dengan hal – hal yang disebut di atas. (1/10)
Sepanjang buku pertama, saya merasa karakter – karakter dalam buku ini masih kurang, tetapi masih ada tempat untuk perkembangan di buku kedua dan ketiga sehingga saya masih optimis dan open-minded.
Karakter yang baik itu seperti kuncup bunga mawar. Dimana banyak lapisan – lapisan yang perlu didalami dan berkembang seiring waktu sehingga akhirnya mekar, tetap indah dengan duri – durinya.
Di buku kedua ini, karakter – karakter ini tidak diperkenalkan lebih dalam dan juga tidak ada perkembangan karakter sehingga karakter – karakter ini terkesan datar dan one-sided.
Raib. Ra adalah tokoh utama dan narrator dari seri ini. Dia berasal dari Klan Bulan dan diadopsi oleh orang tua asal Bumi. Dia inilah yang disebut Mary Sue, karakter yang terkesan sempurna dan menyelamatkan hari dengan keahlian yang tidak realistis. Keahlian yang dibicarakan bukan kekuatan dia untuk menghilang atau pukulan super, tetapi bagaimana dia langsung dapat mengontrol kekuatannya atau bagaimana dia langsung bisa menjaga keseimbangannya ketika memakai sepatu mengapung. Ra juga tidak memiliki kekurangan (mungkin selain keinginan dia untuk menyelamatkan semua orang, tetapi ini tidak termasuk kekurangan) yang membuatnya tidak berkesan.
“Ayahku benar. Kalian berbeda dengan peserta kompetisi lain. Kalian tidak mementingkan diri sendiri, juga tidak memiliki ambisi kekuasaan dan kemenangan. Kalian tulus, bersedia mengorbankan diri untuk membantu orang lain. Tadi malam, saat kamu memutuskan menyelamatkan pesaing kalian, aku bisa melihat semua kebaikan itu. Semuda ini, masih remaja, kalian telah memiliki budi yang luhur”
Ini sangat mengganggu saya. Memang tidak ada salahnya menjadi orang yang rela berkorban tapi secara natural manusia itu egois. Hanya orang – orang bodoh atau sempurna yang mau mati demi orang – orang yang tidak dikenal dan Ra tidak bodoh. Perfect is boring. Kekurangan lah yang merangkai karakter manusia dan Ra tidak memiliki itu.
Seli. Seli adalah sahabat Ra. Banyak yang tidak diketahui dari karakter ini selain dia berasal dari Klan Matahari dan dapat mengeluarkan petir dari tangannya. Dia sama sekali tidak menonjol dan mudah terlupakan. Satu – satunya hal yang berkesan dari Seli adalah seringnya dia menangis.
Ali. Ali dideskripsikan sebagai anak genius tetapi berantakan dan pembuat onar. Saya menyukai karakter Ali di buku pertama. Dia lucu dan menyenangkan untuk dibaca. Saya sangat menyukai bagaimana dia selalu mengajak orang berdebat. Tapi sayangnya di buku kedua dia berubah. Bukan mendapat perkembangan tapi malah kemunduran. Karakternya yang biasanya menggelikan dan pintar dalam membuat keputusan berubah menjadi menyebalkan dan bodoh. Dia yang dulunya selalu berpikir lebih jauh dari orang lain sekarang menjadi orang yang mengambil keputusan tanpa berpikir dan tidak enak untuk dibaca.
Ily. Ily diperkenalkan sebagai pemuda yang lebih tua dan tampan. Dia adalah lulusan dari salah satu akademi di Dunia Bulan dan anak dari orang yang membantu Ra di buku Bumi. Seperti Ra, dia terlalu sempurna. Dia selalu melakukan hal yang benar dan tidak pernah melakukan kesalahan. Perwatakan dia sangat kurang. Hampir tidak ada yang diketahui tentang dirinya. Tidak ada yang menonjol darinya. Berbeda dari yang lain, Ily baru diperkenalkan di buku kedua ini walaupun ia sempat muncul di buku pertama.
Karakter antagonis di buku ini tidak cukup berkesan untuk disebut. Motif mereka dijelaskan tetapi tidak cukup original sehingga tidak meninggalkan kesan apapun.
Overall (1/10)
Bahasa yang digunakan dalam buku ini mengalir dan mudah dimengerti walaupun terkesan agak kaku.
“Isinya kosong.” Aku menatap wajah pemilik perahu, tersenyum. ‘Tetapi walaupun kosong, sesungguhnya isi kotak itu adalah kehormatan. Kehormatan semua orang yang pernah tinggal di sini. Kehormatan para pemain tebak – tebakan yang pernah ada. Mereka yang melakukannya untuk bersukacita bukan soal menang kalah. Mereka yg menghormati setiap pertanyaan dan setiap jawaban. Itulah isi kotak tersebut.”
Dari sudut pandang orang pertama, pembaca dapat mengetahui situasi dalam buku itu. Masalahnya adalah ketika mereka berinteraksi dengan penduduk.
Ra tidak bisa berbahasa Klan Matahari. Ia perlu diterjemahkan oleh Seli. Tetapi dalam sudut pandang Ra, apa yang dikatakan klan Matahari dituliskan dengan kalimat langsung yang seharusnya tidak dimengerti Ra. Memang, pembaca perlu penjelasan, tetapi dalam sudut pandang orang pertama, seharusnya dia tidak serba tau melainkan menuliskan yang sebenarnya dia rasakan. (5/10)
Bulan merupakan cerita yang menarik dengan kekurangannya. Membaca Bulan itu seperti menonton film Disney lengkap dengan plot dan karakternya yang simpel. Pengalaman yang menyenangkan, selama detail – detailnya tidak terlalu diperhatikan.
Secara pribadi, tidak. Tetapi jika anda menyukai Bumi, anda dipersilahkan membaca Bulan dengan resiko sendiri.