Jump to ratings and reviews
Rate this book

Refrain

Rate this book
Tidak ada persahabatan yang sempurna di dunia ini, yang ada hanya orang-orang yang berusaha sebisa mungkin untuk mempertahankannya.

**

Ini bisa jadi sebuah kisah cinta biasa. Tentang sahabat sejak kecil, yang kemudian jatuh cinta kepada sahabatnya sendiri. Sayangnya, di setiap cinta harus ada yang terluka.

Ini barangkali hanya sebuah kisah cinta sederhana. Tentang tiga sahabat yang merasa saling memiliki meskipun diam-diam saling melukai.

Ini kisah tentang harapan yang hampir hilang. Sebuah kisah tentang cinta yang nyaris sempurna, kecuali rasa sakit karena persahabatan itu sendiri.

**

318 pages, Paperback

First published January 1, 2009

354 people are currently reading
5455 people want to read

About the author

Winna Efendi

18 books1,966 followers
A woman with passion in both reading and writing and has written a few books in both English and Indonesian. Used to work as a freelance reporter for an in-house magazine and a fashion journalist/contributor in http://www.fasity.com, an Indonesian fashion community.

Some fictions have been published online and in a number of magazines. Her published novels are: Kenangan Abu-Abu (February 2008), Ai (February 2009), Refrain (September 2009), Glam Girls Unbelievable (December 2009), Remember When (March 2011), Unforgettable (January 2012), Truth or Dare (Gagas Duet May 2012), Melbourne: Rewind (2013), SCHOOL Tomodachi (2014), Happily Ever After (2014), Girl Meets Boy (2015). Winna's non-fiction book is Draf 1: Taktik Menulis Fiksi Pertamamu (September 2012). She has also participated in an anthology book about traveling - The Journeys (March 2011).

Currently writing numerous short stories collection and novels.

She enjoys curling up with a good book, with the radio turned on and a cup of tea :)

Winna can be reached via email at winna.efendi@gmail.com or her official blog http://winna-efendi.blogspot.com and Twitter/FB: @WinnaEfendi or fanbase @Winnadict

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
2,309 (32%)
4 stars
2,270 (32%)
3 stars
1,905 (26%)
2 stars
469 (6%)
1 star
132 (1%)
Displaying 1 - 30 of 559 reviews
Profile Image for Indri Juwono.
Author 2 books307 followers
February 23, 2010
#2010-18#

friends, lover, or nothing.

hati2 untuk mengungkapkan perasaan pada sahabatmu.
bisa jadi, itulah saat perpisahan kalian..

tapi tahu enggak? sayang terbaik adalah ketika kau menyayangi sahabatmu.
lebih mudah berbagi ledekan daripada berbagi cinta.

dengan sahabat, yang terima sifat anehmu, bisa jumpalitan bareng dan gila2an bersama.

dengan kekasih, agak jaim sedikit, takut malu2in, romantic dan soo pinky heart..

perubahan dari jumpalitan bareng jadi tatapan mesra itu yang sulit diterima, makanya seringkali, ketika cinta itu hadir, ketika itu saat bersama berakhir.

walau badai menghadang
ingatkah ku kan slalu setia menjagamu

(sahabatku-kekasihku-ada band)

friends may not hurt, lovers maybe did.
Profile Image for Findy.
26 reviews
June 1, 2013
Winna Efendi lahir di Jakarta tahun 1986, namun menghabiskan sebagian masa kecilnya di Kuala Lumpur dan Brisbane, lalu akhirnya menetap di Jakarta.  Penulis yang gemar menulis, membaca, mendengar lagu-lagu mellow,  dan menyukai makanan manis dan warna putih ini telah melahirkan 9 novel luar biasa. Ia senang menulis dalam lembaran buku tulis lama hingga akhirnya bergabung dengan sebuah komunitas penulisan online. Sekarang ini, Winna bekerja di bidang keuangan, serta menjadi kontributor di beberapa majalah online. Waktu luangnya dihabiskan untuk menikmati tumpukan DVD jadul, buku-buku yang tak pernah habis dilahap, dan menulis.

Salah satu novel menakjubkannya yang akan segera difilmkan, Refrain, menyajikan pahit manisnya kisah persahabatan antara Niki dan Nata yang telah dijalin sejak mereka masih kecil. Lalu, seorang anak baru di sekolah mereka, Annalise, memasuki lingkaran persahabatan mereka. Awalnya persahabatan antara tiga remaja ini terasa sangat sempurna, tanpa cacat cela, namun tidak ada hal yang sempurna di dunia ini. Selain diwarnai oleh canda dan tawa, persahabatan mereka mulai mengenal cinta dan duka. Seorang gadis dan pemuda tidak bisa hanya menjalin hubungan persahabatan. Pasti suatu saat mereka akan merasakan percikan cinta. Ada yang mengatakan bahwa sebuah persahabatan tidak boleh dihiasi oleh rasa tersebut, dalam arti cinta antara lawan jenis. Namun inilah yang terjadi, tanpa bisa dicegah.

Di suatu titik, persahabatan mereka terasa sangat berantakan. Berbagai masalah muncul, berusaha memporakporandakan persahabatan yang telah susah payah mereka jalin. Belum lagi, adanya perpisahan di setiap pertemuan. Namun, tanpa disadari, ikatan persahabatan mereka sangatlah kuat. Walaupun telah melalui berbagai konflik, mereka tetap sanggup mempertahankan apa yang telah mereka jalin. Semua tantangan mereka hadapi, dan persahabatan mereka tetap berdiri kokoh di tengah-tengah tantanga-tantangan tersebut.

Ide cerita mengenai persahabatan yang tidak sempurna yang diwarnai oleh rasa cinta telah sering digunakan. Namun, Winna Efendi berhasil menyajikannya dengan cara yang berbeda. Konflik-konflik yang muncul tak terduga, begitu pula dengan penyelesaiannya. Alurnya yang naik turun membuat ceritanya semakin seru. Endingnya yang menggantung, alias open ending, membuka ruang bagi para pembaca untuk menerka-nerka kelanjutannya.

Selain itu, kata-kata romantis yang digunakan menyentuh hati pembaca, membuat pembaca berbunga-bunga. Tokoh-tokohnya yang sangat hidup memiliki kepribadian dan kegemaran masing-masing. Niki yang ceria menyukai cheerleading, Nata yang penyendiri gemar bermain gitar, dan Annalise yang pendiam menyukai fotografi. Chemistry antar-karakternya juga dibangun dengan baik, sangat kuat dan nyata. Pembaca dihanyutkan dalam setiap adegan, mengikuti arus cerita yang mengombang-ambing. Walaupun setting yang digunakan bukanlah setting asing yang menarik, namun penulis sanggup mendeskripsikannya dengan sangat bagus, sehingga pembaca dapat masuk ke dalam cerita, melihat, mendengar, dan merasakan apa yang dialami tokoh.

Seperti biasa, sampul dan desain layout dari Gagas Media selalu menggugah hati. Amplop biru dengan judul novel yang tertera di atasnya sanggup menarik perhatian setiap orang yang melihatnya. Belum lagi isi amplop itu, kertas dengan tulisan "It's always been you", jelas membuat para pembaca merasa sangat penasaran dengan isi novel tersebut. Judulnya, Refrain, yang menggambarkan sesuatu yang terulang, sesuatu yang akan kembali atau pulang, sesuai dengan isi sub-judulnya, "Saat Cinta Selalu Pulang". Benar-benar menarik.

Saya benar-benar mengagumi novel ini. Maka dari itu saya sangat merekomendasikan novel ini, terutama kepada para remaja, karena novel ini mengisahkan kehidupan remaja. Apalagi para remaja pecinta romance, novel ini benar-benar ditujukan kepada Anda. Saya harap novel ini sanggup menghibur para pembacanya, seperti novel ini telah menghibur saya. I'm really looking forward to see the movie. Semoga filmnya sama bagus dengan novelnya.
Profile Image for Truly.
2,762 reviews12 followers
November 30, 2009
SAYA BENCI WINNA....!
Bagaimana tidak, setiap bukunya yang saya baca selalu membuat saya mendapat malu! Sore ini saya mendapat lirikan kasihan serta keheranan dari setengah isi busway(yang bisa melihat wajah saya) karena tanpa sadar saya menitikkan air mata hiks..hiks..hiks..! Orang yang duduk di kanan dan kiri serta yang berdiri di depan saya, berusaha keras mengintip apa yang saya baca, sehingga mampu membuat saya tanpa sadar menitipkan air mata.

Untung saya segera sadar dan menutup buku ini, dan memasukkannya ke dalam tas. Dengan gaya bak pemain sinetron, pura-pura menguap, cari obat gosok. Maksudnya biar dikira keluar air mata karena pusing, sebab memaksakan diri membaca dalam kendaraan. Tutup mata pura-pura tidur padahal 3 perhentian lagi saya sampai ditujuan. Menyebalkannya, air mata kok ya enggak bisa diajak kompromi sih! tetap saja sedikit-sedikit menampakkan dirinya.

Dari beberapa novel buatan Winna yang saya baca, temanya sudah jelas,persahabatan yang beralih ke cinta.Walau begitu tetap ada sesuatu yang lain di setiap novelnya. Endingnya sudah jelas terlihat, namun perjalanan menuju kesana yang pernuh dengan kejutan.

Dalam novel ini, perbedaan yang mencolok adalah jumlah tokoh yang ada. Tentunya selain cover yang dibuat unik dengan menempelkan amplop berwarna biru. Kalau biasanya hanya ada tiga tokoh sentral plus 1 tokoh penggembira, di novel ini alur percintaannya persis Film India. Rumit!

Dua orang yang bersahabat sejak kecil, Niki dan Nata, sama-sama tidak menyadari kedekatan mereka mengarah ke cinta dua orang dewasa. Diantara mereka muncul Anna anak seorang model kondang yang menyukai Nata. Namun mereka bertiga bisa bersahabat dengan baik.Tokoh Oliver muncul sebagai tokoh yang mencintai Niki, sementara itu ada Helen yang diam-diam sangat mengagumi sosok Oliver. Oliver sendiri, sebenarnya cinta mati dengan Sasha yang ternyata sepupu Helen. Rumit khan?

Belum cukup rumit kok, karena sebagai pelengkap,Winna menghadirkan sosok Danny, kakak Nata yang dalam usahanya melupakan mantannya, Miriam, tenyata tertarik pada sosok Anna. Lengkapkan bak Fim India.....

Tapi tetap saja..., Winna mampu mengolah konflik yang ada seakan memang sudah sewajarnya terjadi, tidak dibuat-buat atau mengada-ngada seperti sinetron kita yang kejar tayang, serba dipaksakan.

Kata-kata yang diucapkan para tokoh kadang hanya sepenggal kata sederhana, namun bermakna dalam. Yang terpenting diucapkan secara lugas, tanpa ada kesan menggurui.

Sebenarnya saya lebih menyukai membaca novel fantasi,misteri dan sejenisnya, namun menolak romace. Tapi dengan berat hati membuat pengecualian untuk yang Winna buat! Novel Ai, yang pertama membuat saya menitikkan air mata, membuat teman-teman saya melihat sisi diri saya yang lain. Kata mereka, walau cuex, jahil, terkesan mandiri, ternyata saya punya sisi melankolis yang tidak banyak orang tahu.Semua gara-gara Winna!

Dan mereka juga yang dengan senyum (sok) manis meminjamkan buku ini ke saya, tentunya dengan harapan bisa melihat saya termehek-mehek lagi. Saya senang telah mengecewakan mereka! Bukan mereka yang melihat saya termehek-mehek, namun teman seperjalanan saya di busway sore ini.

Biru, selalu menjadi warna kesayangan saya.
Novel Winna, yang akan selalu saya pilih jika ingin membaca romance.

Profile Image for Nilam Suri.
Author 2 books141 followers
March 1, 2010
Saya suka nata. Well, mungkin memang sudah menjadi sifat alami saya sebagai seorang perempuan untuk jatuh cinta pada gambaran seorang laki-laki yang mencintai dengan diam-diam. Selalu ada di sana, tanpa banyak kata, namun selalu siap sedia.

Kisah Niki dan Nata begitu sederhana, begitu membumi sehingga membuat saya percaya, bisa saja itu jadi kisah saya.Padahal sudah hampir satu dekade berlalu sejak saya seusia mereka.

Saya suka Nata yang tenang. Saya suka Niki yang riang, dan saya juga suka Annalise yang jadi penyeimbang. Dan karena mereka, saya juga jadi suka Winna.

Refrain brings back those butterflies in my stomach, and give me a remembrance that love can be so sweet.
Profile Image for Hairi.
Author 3 books19 followers
December 24, 2010
Pernah tidak merasa tertipu dengan tulisan di cover depan atau belakang sebuah buku? Yang di cover itu tertulis cerita yang begini dan begitu tapi ternyata isinya tak seperti yang ada dalam pikiran kita ketika membaca isi tulisan di cover. Atau malah tulisan di cover tidak mampu menjelaskan isi bukunya. (Tulisan di cover yang saya maksud bukan endorsement ya…)

Atau pernahkah mengalami hal yang sebaliknya? Saat membaca tulisan di cover depan atau belakang yang isinya ternyata sangat sesuai dengan isi bukunya Jika hal itu ditanyakan pada saya, maka ya. Saya pernah menemukan buku itu. Di sebuah buku berjudul Refrain yang ditulis Winna Efendi, di cover depan sebagai sub judulnya tertulis Saat Cinta Selalu Pulang. Saya menunggu-nunggu apa maksud dari kalimat itu dan saya menemukan maksudnya saat selesai melahap buku ini.

Begitupun dengan tulisan di cover belakang :

Tidak ada persahabatan yang sempurna di dunia ini. Yang ada hanyalah orang-orang yang berusaha sebisa mungkin untuk mempertahankannya.

Ini bisa jadi sebuah kisah cinta biasa. Tentang sahabat sejak kecil, yang kemudian jatuh cinta kepada sahabatnya sendiri. Sayangnya, di setiap cerita harus ada yang terluka.

Ini barangkali hanya sebuah kisah cinta sederhana. Tentang tiga sahabat yang merasa saling memiliki meskipun diam-diam saling melukai.

Ini kisah tentang harapan yang hampir hilang. Sebuah kisah tentang cinta yang nyaris sempurna, kecuali rasa sakit karena persahabatan itu sendiri.

Berjalannya cerita juga bikin saya tau.. apa yang dimaksud oleh tulisan tersebut. Apa maksud saling memiliki tapi saling melukai. Apa yang dimaksud tentang harapan yang hampir hilang dan lain sebagainya.

Intinya.. sy rasa apa yang tertulis di cover buku ini.. Passs banget dengan isinya. Entah ini kelebihan Winna sebagai penulis atau gagas sebagai penerbit. Hal yang sama sy dapatkan waktu melahap Ai yang juga ditulis Winna.

Dan sama seperti yang sy sampaikan waktu menulis tentang Ai, sy suka gaya menulis Winna. Jika mbak Ade Anita pernah mengatakan tulisan yang bagus itu adalah ketika kita bisa membawa pembaca penasaran dan tak ingin berhenti membacanya, sy rasa Winna punya kelebihan ini.

Tentang Refrain..
"Jangan terlalu cepat menyimpulkan sesuatu jika belum mengetahui cerita selengkapnya"

Setidaknya kalimat itu jadi pelajaran buat sy yang udah menyimpulkan kalau Refrain itu mirip bener dengan Ai. Sama-sama mengupas tentang cinta segitiga dalam lingkup persahabatan. Bedanya Ai melibatkan dua cowok dan satu cewek. Sementara Refrain 2 cewek dan 1 cowok. Huhu.. Ternyata sy salah. Walaupun sama-sama berkutat tentang cinta dan persahabatan tapi Refrain punya konflik yang lebih kompleks dan apa ya.. Gaya menulis Winna lebih matang. Wkwkwk.. Sotoy banget deh :p

Refrain bercerita tentang persahabatan Niki dan Nata sedari kecil. Setelah mereka SMU masuk lagi satu orang dalam lingkaran persahabatan mereka Annalise. Sosok gadis bule yang ibunya adalah model terkenal yang dikagumi Niki. Setelah itu, muncul lagi seorang cowok kapten tim basket sekolah lain yg tertarik kepada Niki dan bikin Niki klepek-klepek dengan sikap gentlementnya, Oliver.

Cerita pun mengalir dengan konflik yang.. hemm.. meliuk-liuk. Perasaan-perasaan yang tumbuh di hati masing-masing tokoh menjadikan situasi semakin rumit dan saya benar2 suka dengan covernya yang bentuk amplop itu.. amplopnya bisa dipakai buat surat-suratan.. :p

Ada beberapa hal yg sy suka dari buku itu yg menjadi catatan tersendiri buat sy, tapi mau dibikin tulisan tersendiri aja deh....


Kalimat yang sy garis bawahi sepanjang membaca Refrain..

Penolakan berarti pengejaran yang lebih kukuh (pas nih buat para penulis yang karyanya selalu ditolak)

Manusia akan menua, tempat bisa berubah, kita bisa melupakan. Karena itulah kamera digunakan, untuk merekam hal-hal yang tidak dapat diingat manusia dengan sempurna

Teman sejati adalah orang-orang yang bisa nerima aku apa adanya.

Kita nggak bisa memaksakan perasaan seseorang untuk menyukai kita. Yang bisa kita lakukan cuma merelakan, berharap supaya dia bahagia

Membuat pilihan bukan berarti harus meninggalkan salah satu (mengharapkan hujan di langit tanpa menumpahkan air di tempayan)

Janji itu sepertinya lebih mudah diucapkan daripada dilaksanakan

Ada 3 jenis orang di dunia ini : orang yang memiliki mimpi lalu memilih untuk mengejarnya sampai dapat, orang yang memiliki mimpi, tapi tidak melakukan apa-apa untuk menjadikannya nyata, dan orang yang sama sekali tidak mempunyai mimpi

Karena cinta tidak ingin bertahan dalam hati dua orang yang tidak menginginkan hal yang sama. Karena jika salah satunya tidak memiliki ruang yang cukup untuk cinta, maka cinta itu akan beranjak pergi.

Profile Image for Rizky Pratama.
1 review1 follower
May 4, 2011
Menurutku "Refrain" bukan hanya sekedar cerita, tetapi juga merupakan novel dengan banyak pengertian, pengertian tentang sebuah arti cinta, pengorbanan, harapan, cita-cita dan lain-lain layaknya sebuah ensiklopedia yang menyuguhkan tentang kehidupan manusia yang dilukiskan dengan bait-bait cerita secara elegan, apik, dan proposional sehingga membuat seseorang tidak akan pernah bosan untuk membaca kisahnya, walaupun berkali-kali.

Pertama kali melihat novel Refrain di jajaran buku pilihan, Toko buku Gramedia. Aku langsung jatuh hati

dengan covernya, sangat simple dan classic. Judul novelnya juga sangat menarik perhatianku, "Refrain : Saat Cinta Selalu Pulang". Hem... Menyiratkan sebuah cerita yang sarat akan rahasia dengan segala sesuatu tentang kepastian dan pastinya juga membuatku penasaran. Apalagi setelah aku membaca sinopsisnya, novel ini benar-benar sukses membuat aku penasaran berat dan mencoba menerka-nerka arti kalimat yang di gambarkan secara puitis dan tidak melebih-lebih, kan sesuatu. Dan tanpa pikir panjang membuatku seolah-olah berjalan menuju meja kasir dan membayar untuk membeli buku ini.

Setelah selesai membaca, aku sempat terpaku. Cerita dalam novel ini benar-benar hidup, seperti mempunyai aliran darah yang mengalir dengan sendirinya tanpa ada paksaan dari kak Winna untuk membuat cerita dalam novel ini terlihat bagus karena pada dasarnya cerita dalam novel ini memang sudah bagus, sungguh, dengan alur yang ringan serta konflik yang menawan ala remaja.

Refrain bercerita tentang tiga sahabat, yaitu : Nata, Niki, dan Annalise.

1. Nata, seorang cowong yang tidak banyak omong dan tegas, terobsesi dengan dunia musik.Ia bersahabat dengan Niki sejak kecil.

2. Niki, cewek periang dengan segala keceriaannya, mempunyai kepribadian unik tapi masih belum mengetahui cita-citanya. Dan ;

3. Annalise, anak seorang model yang terkenal tetapi selalu rendah diri, menyukai fotografer dan ia murid pindahan yang langsung akrab dengan Niki dan Nata.

Konflik cerita dimulai ketika Nata, yang sudah bersahabat dengan Niki, ternyata memiliki rasa yang lebih dari sekedar rasa sayang untuk sahabat kepada Niki. Tapi ia selalu menekan dan mencoba menghapus perasaan itu dari benaknya, namun yang terjadi bukannya perasaan itu langsung lenyap, melainkan rasa itu malah bertambah kuat dan tajam yang akhirnya hanya bisa membuatnya menutupi perasaannya dan mencintai Niki secara diam-diam. Tanpa mau Niki tau perasaanya.

Niki, yang tidak mengetahui perasaan Nata, tiba-tiba saja jadian dengan kapten tim basket SMA Pelita yang populer dikalangan remaja cewek, yaitu Oliver. Konflikpun berlanjut dengan adanya Annalise yang memang sudah tau perasaan Nata ke Niki, ternyata sudah ada hati dengan Nata sejak pertama kali masuk sekolah. Yeah... Sinopsisnya memang benar, ini bisa jadi sebuah kisah cinta biasa, tapi cara tokohnya untuk mencintai sangatlah luar biasa. Sangat penuh pengorbanan walau mencintai secara diam-diam, mengorbankan segenap hatinya hingga membuat perasaanya terasa sakit.

Dan masalah tidak langsung surut begitu saja, lambat laun Niki tahu bahwa Nata mencintainya, bahwa sahabatnya yang selalu bersamanya ternyata menaruh hati padanya. Rasa canggungpun melanda mereka berdua, membuat hubungan mereka jadi tidak seerat dulu, juga membuat hati ketiga sahabat itupun terluka karena perasaan cinta.

Ini membuatku benar-benar paham tentang arti kata-kata yang di ucapkan Klaudia, "Tidak ada persahabatan yang sempurna, yang ada hanyalah orang-orang yang sebisa mungkin mempertahankannya", dan orang-orang yang bisa mempertahankan persahabatan adalah orang-orang yang jujur, jujur terhadap sahabatnya sendiri, berbicara terus terang sehingga sahabatnya bisa mengerti dan dapat mempertahankan eksistensi persahabatan tersebut sehingga tidak masuk ke dalam euforia yang dapat menyesatkan. Karena, seorang sahabat lebih menghargai kejujuran daripada kebersamaan yang menekan kejujuran agar tidak timbul, sepertihalnya Annalise yang jujur atas perasaannya terhadap Nata sehingga Nata bisa memahami. Dan meskipun kejujuran Nata terhadap Niki datangnya terlambat, tetap saja Niki bisa menerima sekaligus memahami perasaan itu.

Saat perjalanan menuju ending. Kak Winna menyuguhkan ending yang tidak biasa sehingga aku sulit untuk menebak apa yang mungkin terjadi di akhir cerita. Ternyata hubungan Niki dan Oliver berakhir begitu saja karena sosok masa lalu dalam kehidupan Oliver. Tapi perasaan patah hati yang dialami Niki tidaklah berlangsung lama karena tiba-tiba saja perasaan aneh mengguyur seluruh tubuh Niki, perasaan yang membuatnya sadar bahwa ternyata ia juga mencintai Nata. Tapi selalu saja, dalam pencapaian cinta sejati selalu ada halangan yang menghadang.

Dan halangan yang menghadang saat Niki telah sadar terhadap perasaannya kepada Nata adalah, ia harus dihadapkan pada sebuah kenyataan. Kenyataan bahwa Nata harus pergi untuk kembali sehingga penantianlah yang hanya bisa ia lakukan dan didalam penantian pastilah selalu ada ujungnya, hingga akhirnya Natapun kembali karena cinta selalu pulang. Yah,yah,yah... Saat cinta selalu pulang, aku baru tahu maksud di balik judul tersebut setelah bergulat sampai titik penghabisan hingga mengetahui setetes demi setetes ceritanya. Dan yang bisa aku katakan tentang novel ini hanya dua kata, yaitu wow dan keren. Setiap konflik-konfliknya di bungkus dengan balutan klimaks-klimaks yang menawan sampai akhirnya aku betul-betul tau arti sebuah persahabatan.

Persahabatan itu suci, putih, bersih sepertihalnya secarik perkamen tanpa guratan pensil atau tinta. Jadi, janganlah pernah mencoreng persahabatan dengan tinta kebohongan. Berilah sebuah kenyataan yang diinginkan oleh seorang sahabat walau kadang kenyataan itu rasanya pahit dan menyakitkan karena pada dasarnya kenyataan dan kejujuran dalam persahabatan itu kuat untuk dijadikan dinding dalam membangun kukuhnya persahaba tan. Yeah... Setidaknya itulah yang bisa aku tulis tentang novel Refrain : Saat Cinta Selalu Pulang. Mudah-mudahan semua bisa tau bahwa Refrain itu adalah kata-kata dibalik sebuah kata-kata yang menyuguhkan manfaat yang tiada habis-habisnya tentang sebuah kehidupan bagi para pembacanya.
Profile Image for Nina Addison.
Author 10 books41 followers
April 29, 2015
I gave up.
Bener2 deh saya berusaha menyukai buku ini, but it has a way of shutting me down when i really wanted to like it.

No sparks. Probably wrong age group? Wrong interest of conflict? Its just plain and shallow, sorry for being harsh. Yang menahan saya untuk memberikan satu bintang adalah winna tahu bertutur, pandai bercerita. Sayang isi ceritanya sarat dengan kumpulan klise, yang akhirnya membuat saya menutup buku sebelum tiba di halaman akhir.

Seperti baca komik yang dinovelkan, in my case lebih baik baca komik sekalian.
Profile Image for Fenny Wong.
Author 6 books70 followers
October 29, 2012
Selengkapnya, baca di: http://fennywongjournal.blogspot.com/...



Seusai membaca Remember When, saya menilik Refrain dari Winna Efendi. Selama ini saya menulis review, jarang saya mengungkit tentang sampul. Tapi sampul Refrain memang benar-benar berbeda dari yang lain. Rasanya saya belum pernah melihat design yang semacam ini. Di dalam amplop biru yang ditempel di bagian depan sampul, diselipkan sebuah kertas bertuliskan 'It's always been you....'

Refrain mengisahkan tentang persahabatan antara Niki (perempuan, singkatan dari Nikola) dan Nata (laki-laki, singkatan dari Nathaniel). Datang juga si murid pindahan, Annalise, anak dari model kondang internasional. Biasanya, kedatangan murid pindahan semacam ini akan berujung dengan cinta segitiga, lalu dengan Annalise yang digambarkan bitchy dan hanya bisa merebut Nata. Tapi tidak di Refrain. Kisah ini lebih subtil, lembut, romantis. Annalise digambarkan sebagai gadis kesepian yang merindukan sosok Ibu, dan baru pertama kali mengenal persahabatan. Ia sabar, dan malah mendukung hubungan antara Nata dan Niki. Dia bukan antagonis dalam cerita ini.

Cerita bergulir karena Niki yang puber dan masuk SMA mulai mengalami yang dinamakan cinta pertama. Juga Nata, yang entah sejak kapan merasa ada yang berbeda dari sosok Niki yang sudah lama dikenalnya. Mereka bilang, perempuan dan laki-laki tidak mungkin bisa bersahabat tanpa sesuatu yang lebih. Ini adalah cerita tentang itu, juga cerita tentang hidup SMA. Dari pertama di MOS hingga prom. Diwarnai segala macam tingkah anak SMA dan pahit-manisnya.


Ketika saya membaca Refrain, saya dibawa untuk menelusuri tahun-tahun SMA saya sendiri. Remember When juga adalah kisah yang berlatarkan SMA, tapi nada cerita dalam Refrain lebih ceria. Yang saya suka dari Refrain adalah karakteristik Niki, yang walaupun girly dan suka berdandan, tapi dia menyenangkan. Walau manja, tapi menggemaskan dan tidak menyebalkan. Niki menyukai hal-hal seperti cheerleading dan make-up karena alasan yang tidak neko-neko. Dia memang menyukainya, dan hal-hal itu membuatnya bahagia. Bukan untuk alasan popularitas atau untuk menggaet laki-laki.

Yang saya suka dari Refrain adalah bagaimana cerita-cerita sampingannya mendukung keseluruhan cerita. Kisah antara Annalise dan ibunya mengharukan bagi saya. Juga ada pertanyaan tentang cita-cita yang begitu mengena.
"Dia bilang ada tiga jenis orang di dunia ini; orang yang memiliki mimpi lalu memilih untuk mengejarnya sampai dapat, orang yang memiliki mimpi, tapi tidak melakukan apa-apa untuk menjadikannya nyata, dan orang yang sama sekali tidak mempunyai mimpi."
Rasanya seperti mengenai saya telak di muka ketika Refrain bertutur tentang bagaimana banyak orang yang memilih untuk kuliah ke tempat jauh, memilih cita-cita dibanding cinta. Salah satu permasalahan yang sudah banyak contohnya terjadi di sekitar saya.

Penyelesaian masalah dengan antagonis terbesar di buku ini, Helena, diselesaikan dengan cara yang tidak biasa. Tokoh abu-abu, kita menyebutnya. Namun saya menyukainya untuk itu.

Banyak aspek dalam Refrain yang membuat saya berpikir kalau Refrain ditulis baru-baru ini. Seperti referensinya terhadap serian Gossip Girl dan epidemi bulimia & anorexia , yang rasanya baru marak dan heboh ketika zaman saya SMA (masih dalam 5 tahun terakhir, berarti). Tapi kok ada juga yang membuat saya bertanya-tanya, kok jadul amat ya? Seperti penggunaan kaset untuk perekaman lagu-lagu yang digubah oleh Nata. Di satu adegan, Niki juga memutarnya dengan walkman. Hari gini? Kaset? Walkman? :D

All in all... saya suka Refrain. Berharap ada kisah lanjutan yang menceritakan lebih tentang asmara Annalise dengan love interest-nya. Saya memberikan bintang lebih untuk Remember When, karena dalam Remember When datang satu titik ketika segalanya benar-benar hancur berantakan. Nada ceritanya juga berbeda dengan Refrain, walaupun sama-sama bercerita tentang school life. I guess it's just a matter of preference. Refrain is a also good read.

I'm waiting for Refrain in the cinemas next February 2013. :)
Profile Image for Devi Liandani.
32 reviews
January 18, 2013
Segala pujian telah diungkapkan, sekarang giliran kritik yang berbicara. Mmm... baiknya saya mulai dari mana? keunggulan? Kan saya sudah bilang keunggulannya sudah ditulis pembaca lain. Mungkin di sini saya harus mengakui bahwa saya 'cukup' menyukai novel entah keberapa Winna ini.

Saya menghabiskan novel ini dalam waktu 8 hari. Waktu yang cukup lama mengingat biasanya saya menghabiskan sebuah novel hanya dalam waktu beberapa jam saja. 50 jam misalnya *eh* 4 jam deng!

Jujur, ini bukan salah satu novel yang membuat saya tidak bisa berhenti membaca. Entah pengaruh mood atau mungkin ceritanya kurang menarik bagi saya, yang jelas terselip sedikit bete saat membacanya. Ya sudahlah, sekarang saya ingin curhat mengenai isi dari novel tersebut.

Begini ....
- Dalam novel Refrain ini, terjadi ketidak konsistenan dlm panggilan Nata pada Niki. Di hlm2 awal dg jelas (dlm suasana apapun) Nata memanggil Niki dg kata ganti 'kamu', tp sejak hlm 88 (setidaknya dari sana saya mulai memerhatikan) kata ganti 'kamu' mulai berubah jadi 'lo'.
- Ada sedikit kejanggalan pada kejadian di halaman 89. Mengapa tiba2 ada Anna padahal saat itu Nata dan Niki sdg berduaan? Oke, di sana memang tertulis Anna baru datang. Tapi kenapa dia bisa tahu kedua sahabatnya sedang ada di mana saat itu bahkan sudah membawa mangkok baso segala. Menurut saya, lebih baik mereka sudah bertiga sejak awal, supaya lebih masuk akal.
- Niki cinta Vidia Rosa (hlm 11) tp kenapa ketika akhirnya mereka bertemu dia biasa aja? Cuma gugup. Mana euforia saat ketemu idola seperti biasa terjadi terhadap para fan pada umumnya?! Cuma gugup dan speechless doang? Dan stelah itu ujug2 berani nasihatin? Wow bgt! (hlm 204)
- Bergelantungan di depan kelas itu kayak gimana sih? (hlm 12)
- kalimat2 ini tdk efektif : tidak ada pernah ada cowok yang... (hlm 148)
Bertukar pakaian di di tengah... (hlm 278)

-typo of refrain by frenzy
1. sekelibat => sekelebat (hal 85)
2. mendegra => mendengar (hal 77)
3. ngin => ingin (hal 77)
4. Mempesona => memesona (hlm 203)
5. Balkoni => balkon (hlm 206)
6. Uanya => tuanya (hlm 211)
7. Adahal =>padahal (hlm 226)
8. Yg bnar itu dari pada atau daripada, sih? (hlm 231)
9. Diwajahnya => di wajahnya (hlm 282)
10. Tp aku iri nik => tp aku iri, nik (hlm 188)

Mungkin segini doang kali yeee...
*kaboor sebelum diprotes fans Winna :0
Profile Image for ijul (yuliyono).
811 reviews970 followers
June 20, 2011
Buat yang belum baca, kuanjurkan kasihlah jeda yang cukup antara Ai dan Refrain ini, kecuali apabila kamu bukan seseorang yang gampang sebal menemui deja vu. Karakternya hampir mirip bangeth di antara dua novel Winna ini. Bagiku, sulit untuk nggak bilang, "lah, kok mirip sih?"

Bahkan, ada satu bagian yang benar-benar membuatku turned down ketika membaca novel ini. Ending yang dipilih Winna untuk membongkar kedok Helena-Oliver mengingatkanku pada scene yang hampir mirip di novel Me vs High Heel. Yah, salahku juga sih, nggak bisa ngosongin pikiran pas mulai baca novel ini.

Setelah memuji novel Ai yang nyaris tanpa typo, yang ini justru cukup banyak typo-nya, padahal yang kupegang ini cetakan ke-5, lhooo. Ini membuktikan bahwa cetak ulang itu ya emank sekadar cetak ulang, nggak ada proses revisi sama sekali.
Profile Image for Annelice.
200 reviews8 followers
October 8, 2022
Bintang 3.

Baca untuk yang ke-2 kali setelah 8 tahun dan penilaian saya terhadap novel Refrain ini masih belum berubah: Biasa Aja.

Saya udah baca novelnya dan udah nonton filmnya juga dulu, tapi masih tetep aja nggak dapet feel dari tokoh Niki, Nata dan Annalise. Karakter mereka kaya nggak kuat gitu loh, terutama Annalise.

Biarpun di film diperankan oleh Afgan, Maudy Ayunda dan Chelsea Islan, tetep aja chemistry antar tokohnya nggak dapet. Apalagi Afgan kan mainya datar gitu ya. Di Cinta 2 Hati apalagi, udah paling bener emang nyanyi aja dia.

Malah jadi bahas film kan, maaf. Wkwk. Oke lanjut review ya.

Refrain, bercerita tentang persahabatan antara Niki, Nata dan Annalise.

Niki, gadis periang yang selalu ceria, supel, pandai bergaul dan penuh semangat. Di sekolah dia menjadi anggota cheerleader yang cukup populer.
Niki memiki sahabat bernama Nata, cowok yang menjadi tetangganya sedari kecil. Berbanding terbalik dengan Niki, Nata adalah cowok yang pendiam, berbicara seperluanya, cuek dan kurang percaya diri. Nata pandai bermain gitar. Cita-citanya adalah menjadi pemusik handal.
Lalu ada Annalise, murid baru anak dari seorang model terkenal yang cantik dan baik hati. Sifat Annalise mirip seperti Nata. Pendiam, berbicara seperlunya, tidak pandai bergaul dan kurang percaya diri. Annalise memiliki bakat di bidang fotografi.

Awalnya persahabatan mereka sangat dekat dan mengasyikan, sampai kemudian Niki yang memiliki pacar bernama Oliver, Nata yang ternyata menyukai Niki sedari dulu dan Annalise yang diam-diam naksir Nata sejak pertama jumpa merubah segalanya. Persahabatan mereka merenggang dan semakin jauh satu sama lain.

Jujurly, bagi saya pribadi konflik Niki, Nata dan Annalise nggak ada yang spesial. Kaya biasa aja gitu loh. Ini bukan cerita cinta antar sahabat yang wow, cuma ya memang asik-asik aja untuk dibaca. Apalagi gaya tulisnya bagus. Secara Winna Effendi gitu kan, novelis senior dari jaman baheula yang skillnya nggak perlu diragukan lagi.

Sebenarnya saya bingung mau review gimana wkwk karena dibilang suka dengan novel ini ya enggak, dibilang nggak suka juga engga. Biasa aja. Karena ceitanya juga standar.

Ya udah deh, mungkin saya mau komentarin beberapa hal di novel ini ya.

Pertama, ada sebuah kalimat yang ditulis begini "Nata tidak sadar betapa cepat Niki berkembang selama dua bulan libur musim panas kemarin". Ini setting tempat di Indonesia kan ya? Sejak kapan di indonesia ada libur musim panas? 2 bulan lagi??

Kedua, ada ketidak konsistenan disini. Yaitu ketika Niki berkenalan dengan Oliver. Diceritakan setelah mereka berdua berkenalan Nata membawa Niki ke kantin. Tapi tiba-tiba ada Annalise yang ikutan nimbrung (ya walaupun dijelasin dia barusan dateng) sambil makan bakso. Dan anehnya lagi Annalise nyambung dengan percakapan Nata dan Niki tentang Oliver. Padahal dari tadi Anna nggak ada. Dia bahkan nggak liat Niki dan Oliver waktu kenalan!

Ketiga, Annalise kan diceritakan sebagai seseorang yang cuek ya, nggak begitu peduli dengan pertemana karena seringnya pindah sekolah. Tapi begitu kenal dengan Niki dan Nata kok kaya cepetttt banget akrabnya. Oh, mungkin karena dia naksir Nata kali ya.

Keempat, sebenarnya ini mungkin nggak masalah sih, tapi menggangu aja bagi saya. Engga tau kenapa saya nggak suka sifat Niki yang over dalam segala hal. Dia itu sebenarnya egois, dan sok pemberani. Dan itu cukup memuakan. Saya nggak suka part yang dia dan Nata tiba-tiba datengin Vidia Rosa lalu menceritan tentang Annalise dan Tring~~ keajaiban terjadi. Mereka berdua berhasil merubah keputusan besar Vidia Rosa dan membuat Anna serta mamanya yang sudah mengurus surat pindah itu meng-cancle segalanya. Kaya, nggak mungkin banget. Kata-kata Niki dan Nata nggak segitu magisnya sampai membuat mereka jadi superhero!

Kelima, Mami Papinya Nata itu ada dimana? Kerja apa? Ternak onta di Arabkah sampai-sampai saat anaknya kecelakaan masuk RS mereka berdua nggak ada? Dan ketika anaknya mau kuliah di Amrik mereka juga nggak dateng buat nganter kepergiannya?

Keenam, ini juga nggak masalah. Yang masalah diri saya sendiri. Nama Niki : Nikola Ciputra, kaya nama cowok. Untung panggilanya Niki. Coba kalau Niko, berasa kaya pasangan Gay Niko dan Nata T.T

Ketujuh, cukup banyak typo. Tapi saya maklum kok, namanya novel pasti ada aja kesalahan edit nya.

Kedelapan, hampir seluruh karakter di novel ini chessy. Berasa nonton film Heart (Rachel, Farel) atau Cinta Pertama (si Sunny) gituu. Nata yang sangat menyukai hujan sampai-sampai menengadahkan wajahnya ke langit dan menjulurkan tanganya seolah ingin memegang hujan, masa kecil mereka yang nggak kaya anak kecil (dari kecil mereka sudah meromantisasi sesuatu) dan tokoh Oliver yang terlalu sempurna.

Kesembilan, tentang Oliver. Sumpah deh nggak masuk akal banget konflik antara Oliver dan Niki! Berasa nonton FTV dan sebelnya lagi mereka berakhir begitu aja. Eksekusi untuk akhir cerita mereka nggak greget. Arggh!

Kesepuluh, saya nggak suka epilognya. Udah titik. Nggak masuk akal. 5 tahun nggak ketemu sih okey, tapi 5 tahun nggak komunikasi sampai-sampai Niki ingin ngasih tau Nata kalau dia udah jadi guru? Dan juga kalau abangnya Nata udah jadian dengan Anna?? Padahal jelas-jelas sebelum Nata pergi dia bilang bakal sering-sering telfon. Lagian aneh, kuliah di luar negri juga ada liburnya kali. Apalagi mereka tetangga deket bangetttt. Masa sih nggak tau sama sekali kabar masing-masing? Apalagi kabar Dhanny yang notabene kakak kandungnya sendiri??

Oke deh, kurang lebih begitu uneg-uneg dan review saya terhadap novel ini. Maaf kalau kepanjangan ^.^
Profile Image for Bagus Tito.
Author 2 books6 followers
September 23, 2014
Sejujurnya, gue baca novel ini karena paksaan seorang temen, sih. Begitu usai ngulik-ngulik YouTube buat liat trailer filmnya, gue cukup tertarik buat baca. Dan hasilnya, setelah cukup kesulitan nyari novelnya (mungkin gue nyarinya pas lagi stok habis kali ya)gue bisa menggenggam novel Winna Efendi yang (katanya) masterpiece ini.

Okay, mari kita mulai, usai menghabiskan lembar terakhir novel ini gue bisa ngasih review sebagai berikut:

1. Temanya cheesy, drama dan tipikal teenlit banget. Jika gue membaca novel ini sekitar 3-4 tahun yang lalu (ketika gue maih alay-alaynya) mungkin gue bakal suka. Cuma begitu gue membacanya di umur (yang baru) 22 tahun, nggak tahu kenapa gue ngerasa ceritanya terlalu dangkal.

2. Alurnya mainstream, predictable dan.... apa, ya? Gue nggak menemukan something new seperti yang digadang-gadangkan temen gue. Persahabatan Nata dan Niki, serta perkenalan keduanya dengan Annalise sudah pernah gue temui di novel-novel lain yang sudah gue baca. I just feel... udah biasa.

3. Konfliknya kurang menggelitik. Yah, mungkin karena faktor nomor 1 kali ya. Gue ngerasa konfliknya masih ala sinetron.

Anyway, itu aja sih yang jadi masalah utama. Selain itu gue cukup suka bagaimana Mbak Winna menuliskan novel ini.
Profile Image for Gyan Tika.
78 reviews37 followers
May 28, 2017
ceritanya sangat sangat mainstream dan predictable... tapi saya suka dengan cara penulis menceritakannya, membuat pembaca tetap penasaran hingga akhir.
Profile Image for erry.
120 reviews76 followers
May 1, 2010
Kuhantarkan bak di pelataran
Hati yang temaran
Matamu juga mata mataku
Ada hasrat yang mungkin terlarang
*
Satu kata yang sulit terucap
Hingga batinku tersiksa
Tuhan tolong aku jelaskanlah
Perasaanku berubah jadi cinta
Reff :
Tak bisa hatiku merapikan cinta
Karena cinta tersirat bukan tersurat
Meski bibirku terus berkata tidak
Mataku terus pancarkan sinarnya
Kudapati diri makin tersesat
Saat kita bersama
Desah nafas yang tak bisa teruskan
Persahabatan jadi cinta
Back To *
Back to Reff
Reff:
Apa yang kita kini tengah rasakan
Mengapakah kita coba persatukan
Mungkin cobaan untuk persahabatan
Atau mungkin sebuah takdir Tuhan
(Sahabat Jadi Cinta By : Zigaz)

Lagu sahabat jadi cinta-nya Zigaz ini sangat tepat untuk menggambarkan topic sentral dalam kisah ini. Ketika dua orang sahabat sejak kecil -Nata dan Niki- harus dihadapkan pada kenyataan ketika perasaan salah satu dari mereka mulai berubah arah, dari persahabatan menjadi cinta. Sebenarnya, topik seperti ini bukanlah sebuah hal baru. Banyak kisah yang bertemakan hal yang sama. Karena memang pada kenyataannya banyak sekali terjadi ketika dua orang - pria dan wanita – bersahabat dekat, biasanya ada satu pihak, kalau tidak keduanya yang akhirnya jatuh cinta kepada sahabatnya. Karena kebersamaan yang lama. Karena perasaan memiliki dan saling mengerti. Ketika pria dan wanita bersahabat seringkali terjebak pada batasan antara sahabat dan cinta yang menjadi sedemikian tipis. Bahkan saking dekatnya terkadang tidak kita sadari keberadaannya hingga suatu ketika muncul orang ketiga yang menjadi “ancaman”. Atau bahkan hingga orang sahabat kita itu sudah tak ada lagi di dekat kita. Sebuah kisah yang klise dan tidak bisa disebut baru. Tetapi bisa diolah sedemikian rupa hingga menyentuh.

Saya bilang menyentuh, setidaknya buat diriku pribadi , entah buat yang lain. Toch penafsiran dan penilaian atas sebuah karya tetap kembali kepada masing-masing pembaca kan? Menyentuh karena kisah dalam novel ini seperti mengingatkanku pada kisahku sendiri beberapa waktu lalu. Ketika sebuah persahabatan yang telah dijalin beberapa lama, walaupun hanya dengan beberapa kali tatap muka, lebih banyak hanya melalui dunia maya bisa menumbuhkan benih-benih cinta yang entah sejak kapan datangnya. Hingga sampai di satu titik, kutaktahu harus bagimana. Tak bisa terus membohongi diri sendiri serta rasa takut kehilangan. Kejujuran adalah sebuah pilihan yang membebaskanku dari rasa penasaran. Walaupun ketika tiba saatnya, semuanya jadi serba salah, serba canggung. Tapi dengan berjalannya waktu semuanya bisa kembali berjalan normal, bahkan lebih baik dari sebelumnya.

Persahabatan yang tulus tak butuh alasan. Ia akan tetap ada, walaupun tak ada lagi alasan. Ketika persamaan tempat tinggal, pekerjaan, kantor, kelas sosial, kepentingan, hobi, minat, organisasi, dll yang seringkali dijadikan alasan untuk sebuah pertemanan tidak ada lagi. Persahabatan akan tetap ada dan terjalin. Persahabatan bisa menumbuhkan saling pengertian yang seringkali lebih dalam daripada cinta.

Sama seperti Niki yang merelakan Nata untuk pergi meraih mimpinya. Aku seperti diingatkan kembali pada seseorang yang memilih untuk pergi juga demi meraih mimpinya. Karena buatku, mimpinya seperti juga mimpiku sendiri. Dan pada saat yang sama kusadari kalau aku mengaguminya justru karena mimpinya. Idealismenya. Cita-citanya. Mimpi, idealisme dan cita-cita yang tak jauh berbeda dari milikku sendiri. Yang hingga kini kumasih terseok-seok tak tentu arah untuk mempertahankannya. Dihadapkan pada realita hidup, dihadapkan pada kewajiban dan tanggung jawab. Jadi, kepergiannya mengejar mimpi, seperti membawa sebagian dari mimpiku yang belum bisa kuraih di waktu yang sama. Menjadi pendukung dan sahabat terbaiknya adalah pilihan yang akhirnya kupilih. Entah demi dia atau bahkan demi diriku sendiri. Demi semua hal yang kumiliki terhadapnya, demi mengobati kesedihan hati sendiri yang hingga kini belum bisa mendekati mimpi-mimpi tadi, atau bahkan tidak demi apa-apa. Yang ada hanya keinginan untuk memberi.

Ups..sepertinya review ini berubah jadi sebuah curcol. Tapi tak apalah, saya tak perlu menutupi apapun karena tak ada hal yang salah. Pun tak ada yang perlu disesali atau diratapi. Memang, “tidak ada persahabatan yang sempurna di dunia ini. Yang ada hanya orang-orang yang berusaha sebisa mungkin untuk mempertahankannya”. Yang terpenting sekarang adalah bagaimana kita menjalani dan mensyukuri setiap hal yang ada saat ini, dengan tetap menatap ke depan dengan optimis dan terus memiliki mimpi. “Because we never know what will happen at the future”.
Profile Image for Windry.
Author 12 books824 followers
October 5, 2009
tema yang diangkat dalam buku ini adalah persahabatan dan cinta, isu yang sebenarnya sudah winna angkat dalam dua buku sebelumnya: kenangan abu-abu dan ai. bagi pembaca baru, ini sama sekali tidak akan menjadi masalah (justru berkesan), namun lain hal dengan pembaca-pembaca yang mengikuti karya-karya winna secara kontinu (saya, misalnya). pembaca-pembaca kelompok kedua tentunya akan merasakan pengulangan: konflik yang serupa dan isi pesan yang sama, hanya saja tokoh-tokohnya diganti.

yang lazim terjadi kemudian (ketika tiga buku terlalu banyak memiliki kesamaan) adalah pembandingan satu sama lain. pembaca akan mulai berkata, cerita di buku a lebih menggigit, tokoh-tokoh di buku b lebih kuat, adegan-adegan di buku c lebih dramatis, dan semacamnya. hal ini bisa menjadi keuntungan atau malah kerugian tergantung dari kekuatan buku yang sedang dibicarakan (dalam review ini, tentu saja, refrain).

di sisi lain, winna mencoba memakai gaya tutur yang berbeda: sudut pandang orang ketiga. dengan cara begini, tentunya refrain menjadi sebuah karya yang jauh lebih dinamis dibandingkan dengan dua buku sebelumnya. sesaat, winna bercerita tentang Nata. lalu, berikutnya dia lompat ke Niki, kemudian ke Annalise, ke Nata lagi, kembali ke Niki, dan begitu seterusnya.

bukan berarti dinamisme itu menjadi keuntungan tersendiri bagi winna dan cerita yang dia usung kali ini, karena perpindahan fokus cerita (salah satu permainan utama dalam pemakaian sudut pandang orang ketiga) juga perlu diatur kadarnya. dan, entah kenapa, saya merasa winna menggunakan terlalu banyak sudut pandang, barangkali karena beberapa tokoh yang diberi jatah tidak seharusnya mendapatkan jatah.

satu lagi hal yang perlu dicermati dari gaya tutur yang satu ini adalah tingkat kerancuan yang mungkin muncul karena kata ganti/ partikel 'ia', 'dia', dan '-nya'. seorang penulis harus sangat peka ketika membaca ulang kalimat buatannya sendiri. sebaiknya dia menjelma menjadi pembaca dan membiarkan dirinya bertanya-tanya siapakah 'ia', 'dia', atau (terutama) '-nya' dalam kalimat yang ia tulis itu? apakah sudah merujuk kepada sasaran yang tepat tanpa kemungkinan meleset? ini pr penting bagi winna (dan bagi saya sendiri juga). inilah bagian tersulit pemakaian sudut pandang orang ketiga.

selanjutnya, saya ingin membahas sedikit mengenai cerita dan tokoh. sebisa mungkin saya tidak akan melakukan pembandingan dengan kenangan abu-abu atau ai. saya juga tidak akan melibatkan usia saya dan kenyataan bahwa saya terlalu tua untuk membaca kisah smu.

refrain mengandung cukup banyak hal klise. cerita dalam buku ini mirip seperti kebanyakan kisah remaja dalam film-film (baik film barat maupun sinetron lokal kita atau bahkan dorama jepang). begitu pula dengan tokoh-tokohnya, kurang tergali -kecuali anna. bahkan, beberapa tokoh tampil luar biasa klise: helena dan oliver, misalnya. mereka seperti dicomot dari template dan dipakai tanpa modifikasi, sangat disayangkan.

tapi, ada juga hal menarik yang bisa pembaca temukan di luar penyakit klise itu. misalnya, tidur-tiduran di trampolin dan niki menyemangati nata dengan gaya cheerleader ketika solo gitar.

mengenai plot. saya berpendapat bahwa keterkaitan bab yang satu dengan yang lain agak lemah. winna sering sekali melakukan lompatan waktu dan adegan tanpa aba-aba. bukan berarti itu tidak boleh dilakukan, tetapi itu butuh trik tersendiri (bukan berarti saya bisa). hal ini tentu saja memengaruhi perkembangan tensi cerita. cerita menjadi terasa datar dan klimaks tidak tampil sebagaimana seharusnya.

hem...

(ini adalah ujung review saya, tapi saya bingung mengakhirinya)

(jadi, mari diakhiri saja dengan harapan winna akan segera mengejutkan pembaca-pembacanya melalui buku-buku berikutnya karena saya akan selalu menjadi fans winna *wink*)


nb untuk editor: ada beberapa salah ketik dan eja...
Profile Image for Nikita  Normalitasari .
90 reviews29 followers
June 5, 2012
Ini novel sudah dari lama banget aku pengen baca, tapi baru kemarin sore aku nemuin dirumah baca dan baru siang ini ngebacanya. Alhasil, langsung deh aku tamatin karena dari beberapa review yang aku baca bilang kalo novel ini bagus dan temenku yang sudah baca juga bilang hal serupa.

Kisahnya sih klasik, tentang cinta dalam persahabatan. Cinta segitiga. Nata dan Niki yang udah sahabatan dari kecil, lalu saat mereka beranjak remaja ada tambahan satu sahabat lagi yaitu Anna. Anna suka sama Nata, Nata cintanya sama Niki, tapi Niki malah kesengsem sama cowok yang namanya Oliver.

Meskipun klasik dan ada beberapa bagian cerita yang sudah bisa aku tebak, tapi tetep aja aku kehipnotis sama jalan ceritanya. Tapi, dibagian yang agak - agak blakang itu bikin aku jadi marathon waktu ngebacanya. Ini mungkin ceritanya dicepetin atau bagaimana? Aku juga agak bingung juga waktu bacanya, "lho, kok sudah begini ceritanya?"

Tapi, overall...aku suka sama novel ini. Ini novel remaja yang ceritanya nggak muluk tentang percintaan. Meskipun intinya tetep cinta segitiga, tapi unsur disini lebih condong ke persahabatannya. Itu yang aku suka :)
Profile Image for Habibi Lubis.
1 review5 followers
February 2, 2011
sebuah kisah tentang cinta yang nyaris sempurna, kecuali rasa sakit karena persahabatan itu sendiri... pas banget.. like dizzzzz
Profile Image for nasya.
780 reviews
September 11, 2023
Manis ya ceritanya, membuatku sedikit iri karena kehidupan putih abuku tidak seindah itu. Aku suka dengan keseluruhan ceritanya, POV-nya nggak hanya dari dua tokoh utama aja, tapi ada POV dari tokoh-tokoh lain yang membantu untuk lebih merasakan ceritanya. Dari segi alur dan jalan cerita menurutku juga tidak membosankan, sangat seru malah.
Profile Image for Angela.
9 reviews
October 22, 2025
gloomy tapi senyaman itu dibacanya. gloomy karena kisah cinta segitiga yang orang-orangnya pada ga berani ngungkapin, banyak mendemnya. nyaman karena aku bisa merasakan betapa besar dan murni rasa sayang yang nata punya buat niki. definisi
'selama kulihat engkau senang, yang lainnya kusimpan sendiri'.
Profile Image for Nung Ria.
36 reviews2 followers
February 13, 2012
Adalah buku yang bercerita mengenai persahabatan. Refrain atau dapat diartikan sebuah ulangan adalah buku kedua dari Winna Efendi yang saya baca. Buku sebelumnya adalah Ai yang juga memiliki genre yang sama dengan Refrain.
Tokoh sentral adalah Niki dan Nata dengan beberapa tokoh pendukung seperti Anna, Danny, Helena, Oliver dan Klaudia. Tentu saja karena mengusung tema persahabatan, cerita nya lebih kepada lika-liku persahabatan Niki dan Nata dari kecil hingga dewasa.

Summary

Niki adalah tetangga Nata, rumah mereka berdekatan dan sedari kecil mereka sudah bermain bersama. Niki yang berpenampilan boyish dan cerewet cenderung diacuhkan oleh Nata ketika pertama kali bertemu saat masih kecil karena Nata beranggapan sangat repot ketika bermain dengan anak perempuan hingga akhirnya Niki mengajak Nata bermain sepeda yang kemudian diiyakan oleh Nata. Konflik mulai muncul ketika mereka SMA, di mana secara tidak disadari terselip rasa sayang yang lebih oleh Nata kepada Niki. Anna yang datang menjadi sahabat mereka, yang diikuti dengan pengakuan Anna kepada Nata, pengiriman surat penggemar rahasia, Niki yang menganggap Oliver cinta pada pandangan pertamanya hingga pengakuan Nata kepada Niki sampai akhirnya Niki menyadari perasaannya kepada Nata yang harus pergi ke Amerika untuk meneruskan studinya. Tentu saja digambarkan adanya rasa kekecewaan dan kecanggungan di antara lika-liku persahabatan ini.

Cover bukunya sangat apik, eyecatching, dan penuh inovasi dengan amplop biru yang ditempel pada cover (yang ternyata baru saya tau maksud dari amplop warna biru setelah membaca separuh novel ini ). Saya cenderung suka dengan alur cerita Ai yang lebih tegas dan lebih total dalam penyampaian, deskripsi latar juga lebih kuat serta konfliknya juga lebih dewasa jika dibandingkan Refrain. Greget baru saya rasakan setelah halaman subjudul Confession, di sini saya mulai tidak bosan untuk membaca dan merampungkannya. Mungkin karena tema persahabatan adalah tema yang global dan sering digunakan dalam sebuah novel sehingga terkadang adanya rasa bosan dan alur yang cenderung mudah ditebak menjadi minus dari novel genre persahabatan bilamana tidak dikemas dengan unik dan apik.

MisTypo dalam novel ini saya jumpai diawal-awal halaman, meskipun hanya kesalahan peletakan huruf. Terdapat beberapa quote menarik dalam buku ini, diantaranya adalah ketika Niki yang mempertanyakan mengenai “keabsahan” cinta pada pandangan pertama kepada Nata,

“di dunia ini nggak ada yang namanya cinta pada pandangan pertama. Yang ada juga nafsu atau suka pada pandangan pertama, yang lalu disalahartikan sebagai cinta.” Halaman 89 –Refrain.


Atau ketika Niki menanyakan perihal mimpi/cita-cita pada Nata,
“Mimpi itu bukan deadline, Nik. Bukan sesuatu yang nggak bisa berubah. Bukan sesuatu yang datang dan pergi begitu aja. Nggak usah terlalu stress mikirinnya.” Halaman 217 –Refrain.


Dan ketika Anna mempertanyakan mengenai Miriam kepada Danny,
“.... Dia bilang ada tiga jenis orang di dunia ini; orang yang memiliki mimpi lalu memilih untuk mengejarnya sampai dapat, orang yang memiliki mimpi, tapi tidak melakukan apa-apa untuk menjadikannya nyata, dan orang yang sama sekali tidak mempunyai mimpi... “ Halaman 299 –Refrain.


Yah, bagi penggemar cerita “manis” dengan genre persahabatan mungkin ini bisa menjadi pilihan untuk bacaan di kala senggang. Karena cukup menyenangkan membaca novel ringan yang terkadang mampu mengaduk2 emosi pembaca.

Credit :
Ophi for lend me this book. Arigatone.. :)
Profile Image for DuniaFriskaIndah.
86 reviews9 followers
August 3, 2010
Judulnya Refrain (Satu Cinta Selalu Pulang). Dari judulnya, udah kerasa bangat khan ini buku pasti manis dan romantis bangat. Atau pakai kata-kata Sarah Sechan ketika menjadi VJ MTV… Love Melulu… Kesan manisnya akan semakin diperkuat dengan covernya. Gw akan ceritakan dengan detail dari cover buku ini.

Tidak ada gambar atau perpaduan warna seperti cover novel yang lainnya, tapi yang nampang di depan buku ini adalah amplop biru dengan tulisan “Refrain (Satu Cinta Selalu Pulang).” Ternyata amplop juga bisa dibuka loh.. ada kata-kata indah kalau kita membuka amplopnya, tulisannya “It’s always been you”. Manis bangat khan. Buat anak-anak ABG pasti langsung klepek-klepek karena baca kata-kata ini. Gw yang masih ABG juga klepek-klepek bacanya. Hahaha… reszzzzz. Sepertinya adalah Winna Efendi ingin memberikan surat cinta kepada pembeli dan pembaca buku ini.

Cerita dari buku ini sangat sederhana, sama seperti buku Winna Efendi yang pernah gw baca sebelumnya, judulnya “Ai”. Pasti teman-teman sudah pada tau ya.:) :)

Masih sama bangat. Ceritanya tentang persahabatan dari kecil, cinta segi empat kemudian menuju kecinta segi tiga. *apaan ini*, dan yang pasti kisah cinta anak-anak berkembang ke cinta dewasa. Oke gw akan ceritakan sedikit tentang tokohnya. Pemeran inti adalah 3 sosok yang dinamai oleh Winna sebagai Nata, Niki dan Annalise. Ketiganya bersahabatan. Tapi Niki dan Nata sudah berteman sejak tapi kenapa aku tertarik untuk membeli buku ini karena Winna Efendi bisa membuatnya menjadi sangat manis. Manis kenapa, manis karena semuanya menjadi happy ending - Niki dan Nata akhirnya bersatu, Annalise akhirnya pacaran dengan Kakaknya Nata, semuanya happy ending.

Semua jalan cerita dalam buku ini sangat mirip dengan sinetron lepas yang banyak ditayangkan di TV swasta, atau tanpa sepengetahuan saya buku ini sudah disinetronkan. Hehe… Tapi emang benar, novel ini layak untuk dibuat sinetron lepasnya karena scene dan pemainnya sudah sangat gampang ditemukan di Indonesia yang sekarang ini. Karena ajang-ajang mencari bintang sinetron bak kendaraan di Jakarta. Artinya menjamur bangat.

Seperti yang aku katakan sebelumnya, sebenarnya buku ini sangat sinetron bangat (I hate sinetron), tapi entah mengapa aku bisa mentolerirnya karena Winna mengemasnya seperti hot chocolate yang diminum di kala udara dingin. Artinya novel ini begitu empuk untuk dibaca lembar demi lembarnya karena kata-katanya yang sangat krespy… lengkap deh.

Aku kasih bintang 3/5 untuk buku ini
Profile Image for Neycli Siska.
2 reviews2 followers
April 21, 2013
Judul : Refrain (saat cinta selalu pulang)
Penulis : Winna Efendi
Penerbit : Gagas Media
Tahun :2009
Tebal :317 halaman

Novel ini menceritakan tentang persahabatan Niki dan Nata dari kecil sejak Niki pindah menjadi tetangga Nata. Sejak Niki pindah,dan kedua ibu mereka meninggalkan mereka di ruang mainan dan ibu mereka bergosip ria,sejak itulah Niki dan Nata menjadi sahabat.Persahabatan mereka sampai menuju bangku SMA. Dan muncullah Annalise yang biasa di panggil Anna. Ia adalah anak dari Vidia Rossa yang sangat di kagumi oleh Niki. Anna menjadi sahabat Niki dan Nata. Nata melihat sosok Niki telah berubah,dari penampilan,fisik dll.Begitu banyak yang berubah dari Niki. Terjadilah cinta di antara mereka yang mengusik persahabatan mereka. Nata,cowok yang tidak banyak bicara itu mulai menyukai Niki,sahabatnya. Tetapi ia menyesali perbuatannya.Niki telah mendapat kan idamannya yang bernama Oliver. setiap hari Niki selalu bercerita tentang pacarnya itu.Dan menjadi beban terpendam bagi Nata.Di satu pihak,Annalise diam-diam menyukai Nata dan mungkin kakak Nata,Danny. Tak lama kemudian, Niki dan Oliver putus karena Oliver masih menyukai sasha (idaman Oliver).
Lima tahun kemudian,setelah kepergian Nata untuk kuliah musik di luar negeri,Niki mulai menyayangi Nata begitu pula Nata dengan perasaan yang sama masih menyukai dan menyayangi Niki.Akhirnya, mereka di pertemukan kembali disekolah, dimana Niki mengajar anak-anak yang pernah di ajarnya di garasi rumah Niki.Dan Annalise bersama kakak Nata,Danny.

Novel ini bagus dan menarik bagi para pembaca terutama remaja. Konfliknya begitu hebat dan menegangkan. Begitu romantis. Gaya bahasa dari sudutpandangnya terlihat.Alur dan plot nya sangat menarik. Akhir dari cerita nya semula terkesan tidak bahagia,tetapi penulis memiliki akhir ceritanya semua pihak bahagia. Tulisannya tidak begitu rumit.
Profile Image for Etha Ringo.
29 reviews4 followers
February 7, 2011
"tidak ada persahabatan yang sempurna di dunia ini...yang ada hanya orang-orang yang berusaha sebisa mungkin untuk mempertahankannya..."

nata dan niki merupakan sahabat semenjak mereka masih kecil karena rumah mereka yang berdekatan. meskipun pertama kalinya nata tidak suka dengan niki, namun karena kegigihan niki akhirnya pun nata membuka diri terhadap niki dan menjadi sepasang sahabat. dari kecil mereka melakukan segala hal bersama-sama dan bersekolah di tempat yang sama.

namun semenjak mereka menginjakkan kaki ke SMA, terjadi perubahan tepatnya terhadap nata yang memiliki perasaan berbeda terhadap niki. namun hal itu pun menjadi rahasia. sampai akhirnya anak pindahan dari New York yang bernama Annalise anak dari Vidia Ross model internasional yang terkenal, mereka pun menjadi tiga orang sahabat.

banyak kisah yang dilalui dan ternyata Annalise memiliki perasaan yang spesial terhadap nata, dan ini juga menjadi rahasia. lalu niki untuk pertama kalinya merasakan jatuh cinta terhadap seorang cowo bernama Oliver dari SMA sebelah yang memeperlakukannya laksana seorang putri, dan tentu saja hal ini membuat nata menjadi sedih dan uring-uringan setiap kali mendengar niki menceritakan oliver, oliver dan oliver...

hingga akhirnya semua rahasia terbongkar, baik perasaan Annalise terhadap Nata, dan perasaan Nata terhadap Niki dan tentu saja membuat persahabatan mereka sedikit retak, pengkhiatan seorang teman, dan rahasia kebenaran dari Oliver.

untuk mengetahui lebih lengkap mengenai kisah tiga sahabat ini mendingan baca langsung aja yah :)

membaca novel ini membuat aku sedikit terharu dan berhasil membuatku menitikkan air mata..sukses deh buat winna yang berhasil mengobrak abrik perasaanku.
Profile Image for Thesunan.
54 reviews20 followers
April 17, 2012
Andai saja saya membaca buku ini 2 tahun yang lalu pasti kesan yg didapat oleh saya akan berbeda, mungkin sayah akan menggalau, dan muncul kupu2 dalam perut saya. Membaca bukunya sekarang terasa hambar, gak ada greget, kupu2 pun tak hinggap di perut sayah. Mungkin kah ini yang dinamakan move on, atau mungkin sayah udah bosen dengan cerita2 seperti ini yg klise, atau mungkinkah saya udah berdamai dengan masa lalu..

Yg saya sukai dari novel ini, adalah endingnya yang bahagia. Perasaan yg tokoh di dalam novel pendam terhadap sahabatnya terungkapkan. Hal yg gak dialami oleh saya, menyesalkah saya ketika perasaan saya tidak pernah saya ungkapkan? Dulu iya mungkin saya menyesal.. tapi sekarang sama sekali gak menyesal, perasaan ini biarlah saya simpan sendiri, melihatnya bahagia itu sudah cukup. :D



Kalo dibandingin sama buku AI sih saya lebih suka buku AI, lebih “kena”, lebih bikin galau :)) lebih bikin semangat bikin repiu, nah buku ini bikin repiu pun tak semangat, apa pengaruh umur yah, dah gak kerasa gregetnya baca buku settingannya di SMA, tapi baca buku sejenis EA, dari dulu ampe sekarang tetep kerasa gregetnya, ternyata buku seperti EA emang abadi.. :))

Profile Image for Stefanie.
126 reviews6 followers
February 13, 2012
Refrain. saat cinta kembali pulang.

Buku pertama Winna Efendi yang saya baca..
Saat baca sinopsisnya, kelihatannya seru. tentang sahabat sejak kecil yang kemudian jatuh cinta.

Novelnya bagus, alurnya mengalir. Sempat mengira kalo penulisan #WISH akan mengubah sudut pandang. Tapi ternyata semua ditulis dari sudut pandang orang ketiga serba tahu. Alur cerita... cukup bisa ditebak. Waktu baca saya sudah tahu kalau Niki akan berakhir dengan Nata, tapi akan ada sahabat satu lagi yang suka kepada salah satu dari mereka. Perasaan Niki dan Nata benar-benar tergambarkan di novel ini, dan membuat kita jadi merasakan rasa berbunga-bunganya Niki saat bertemu Oliver, rasa cemburunya Nata, dan masih banyak perasaan lain yang memang dirasakan waktu masih SMA.. Hahaha.. jadi pengen balik lagi ke seragam putih abu-abu! :p

Awalnya sih beli buku ini karena cover depannya yang unik!
Lucu aja ada surat di sampul buku!
dan tu amplop langsung gue buka begitu cover plastiknya terobek.
Agak shock baca isinya :

It's always been YOU :)
Profile Image for Sheilla Sari.
2 reviews1 follower
April 21, 2013
judul : refrain
penulis : winna efendi
penerbit : gagasmedia
tahun terbit : 2012
tebal buku : 318 halaman

resensi:

Novel karya winna efendi ini menceritakan tentang persahabatan dan cinta. Tentang 2 sahabat(Nata dan Niki) sejak kecil. Mereka selalu satu sekolah hingga SMA. Ketika mereka SMA,mereka mendapat sahabat baru(Annalise). Mereka bertiga menjadi sahabat erat.
Hingga suatu ketika, Annalise jatuh cinta pada Nata. Namun,Nata tak mengetahuinya. Nata menyukai Niki,dan Niki menyukai orang lain. Mereka bertiga merasa saling memiliki,meskipun diam-diam saling melukai satu sama lain. Akhirnya semua rahasia terbongkar. Annalise berpacaran dengan kakak Nata,dan Nata sendiri berpacaran dengan Niki.
Menurut saya,novel ini ceritanya keren dan sangat bagus. Kelebihan novel ini adalah bisa membuat pembacanya penasaran akibat konflik yang terjadi. Dari novel ini,kita juga bisa ambil pelajaran. Karena persahabatan dan cinta itu bisa saling melengkapi asalkan tidak ada kemunafikan dan keegoisan. Dan yang terpenting adalah persahabatan tidak akan bisa lekang oleh waktu ^^
Profile Image for Syadzwina.
46 reviews25 followers
September 13, 2022
[Review lengkap di sini]

Nggak cukup cuma ceritanya yang klise, karakter-karakternya juga tipikal karakter template semua. Tau kan, karakter-karakter nggak bernyawa yang dime-a-dozen cuma beda nama doang.

Sebenernya saya masih bisa ngakak-ngakak pas awal-awal cerita. Misalnya pas tau-tau ada dibilang soal liburan musim panas 2 bulan padahal ini cerita settingnya di Jakarta, saya masih ngakak. Atau pas si Anna pas pertama kali ketemu Danny, abangnya Nata, tau-tau dapet hunch “Cowok tadi… pasti menyimpan sebuah luka yang kelam.” Padahal baru ketemu doang lho, papasan nggak penting yang nggak pake ngobrol gitu. Itu saya beneran ngakak, sumpah.

Saya tau kok novel yang saya baca ini adalah novel bego-begoan, jadi saya udah berjanji sama diri sendiri kalau saya nggak bakal serius-serius amatlah bacanya. Paling saya ketawain aja kalau ada yang bego. Ketawa menghina.

But then this crap surprised me.

Saya udah nggak bisa ketawa. I no longer can take it as a joke.

It’s a friggin disaster.
Profile Image for Angelia Fransisca Rusli.
174 reviews
November 30, 2009
Waktu saya melihat buku ini di toko buku, langsung jatuh cinta ma covernya yang unik. Well, emang dasar nih kebiasaan ngeliat buku dari covernya :D

Novel ini menceritakan tentang Nata dan Niki yang sudah bersahabat sejak lama. Sampai Nata merasa Niki itu kian lama kian menarik (sewaktu awal sma tepatnya). Ceritanya klise sih, sahabat yang jatuh cinta. Tapi cara Winna membawakan ceritanya enak kok. Gak

Novel ini enak dibaca karena selain topik yang diangkat gak berat, saya juga lumayan akrab dengan cerita-cerita seperti ini. Tapi ada minusnya nih, kok kayaknya karakternya agak kurang berkembang & kurang tergali yah?

Tapi saya tetap suka buku ini kok. Cocok banget buat saya yang doyan bacaan ringan.

Btw, sepertinya si pengarang suka baca komik yah? :D ketauan dari alur ceritanya. hehehe
Profile Image for Alvi Syahrin.
Author 11 books725 followers
August 12, 2012
Ini novel Winna pertama yang saya baca. Ini novel yang pertama saya baca. Parahnya lagi, ini novel pinjaman--tapi sekarang udah punya dong. x)
Waktu ke Gramedia dulu, liat buku ini di daftar buku baru. Covernya menarik banget. Sinopsisnya apalagi. Tapi jaman itu belum suka baca novel... Dan ternyata ada temenku yang punya, pinjem, baca cuma sehari, dan I'm officially in love with this novel dan jadi pecinta novel.

*

Jujur aja, saya tertarik baca novel ini cuma karena covernya! Well, I judged the book by the cover.
Dan untunglah, covernya 'sehati' sama isinya. Novel ini bener2 keren banget, unforgettable. Karakternya menonjol banget. Seakan-akan mereka hidup. Saya bisa membayangkan Niki yang ceria, Nata yang suka sensi sama Niki, dan Annalise yang buat saua jatuh cinta.

Ending novel ini? One word. Sweet.

5 stars! :D

Thanks Winna for writing this sweet novel. :)
Profile Image for Alfy.
62 reviews1 follower
January 27, 2016
Oke, bintang 3 cukup mewakili isi novelnya. Memang cukup menyentuh saat Niki dikhianatin Oliver, tapi ada beberapa hal yang gak kusuka dari Refrain:
1. Cerita anak SMA yang disuguhkan tidak mengajarkan hal yg baik. *pandangan gue*, lirik aja soal ciuman gitu.
2. Konfliknya enggak ngena.
3. Isi cerita, duh entah kenapa novel Refrain ini agak berputar-putar ceritanya.
4. Karakter2 tokohnya buatku gak terlalu menonjol.
Novel persahabatan yang lebih kusuka buatku Tomodachi dibanding refrain.
Displaying 1 - 30 of 559 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.